Lika-liku kehidupan biasanya menentukan masa depan seseorang. Orang yang mengalami pahitnya kehidupan, cenderung bisa mangatasi masalah dan berpeluang lebih besar menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Seperti cerita salah satu konglomerat Indonesia yang namanya sangat dikenal banyak orang.
Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA. atau yang akrab disapa Tahir merupakan sosok konglomerat yang sangat inspiratif.
Mengutip dari buku Living Sacrifice, semasa kecil Tahir mengalami sulit perekonomian. Ayahnya adalah seorang tukang becak, sedangkan ibunya membantu menerima setoran becak dari beberapa tukang becak lain.
- Pengalaman Hidup Selalu Dijadikan Pelajaran
Berangkat dari keluarga miskin di Surabaya membuat Tahir kecil hidup dengan kedisplinan dan tanggung jawab berkat didikan orang tuanya. Tahir percaya bahwa kesuksesan bukan sekadar ‘membalikkan telapak tangan’.
Kesuksesan terjadi karena jerih payah diri sendiri untuk maju. Dalam bukunya, Tahir mengungkapkan bahwa saat ia berada di garis kemiskinan, ia sangat merasakan bagaimana direndahkan dan dipandang sebelah mata oleh lingkungan maupun teman-temannya.
Hal tersebut dijadikan sebagai motivasi di kemudian hari untuk membantu mengubah perekonomian keluarga. Tahir semasa kecil hingga remaja hanya bisa belajar untuk mengubah nasib keluarganya. Sampai pada akhirnya Tahir memberanikan diri bersama ayahnya untuk bekerja serabutan berjualan barang-barang dari pintu ke pintu.
- Mindset Untuk Mengubah Perekonomian Keluarga
Di dalam buku Living Sacrifice, Tahir bercerita bahwa setiap hari ia termotivasi untuk sukses lantaran pengalaman pahitnya selama berada di garis kemiskinan. Segala macam cara dilakukan Tahir, mulai dari berjualan barang-barang toserba yang berasal dari Pasar Baru, Jakarta Pusat sampai barang-barang yang ia impor dari luar negeri.
- Berjodoh Dengan Anak Konglomerat
Tahir dikenal sebagai suami dari Rosy Riady yang merupakan putri dari konglomerat Mochtar Riady, pendiri grup Lippo yang namanya sangat ‘tenar’ di dunia bisnis. Saat pertama kali dijodohkan dengan Rosy, awalnya Tahir minder. Tetapi perlahan, Rosy juga yang meyakinkan dirinya bahwa Rosy tidak sama sekali memandang harta. Pernikahannya dengan Rosy Riady tidak membuat ia langsung menjadi kaya, kondisi Tahir saat menikah dengan Rosy Riady masih bekerja serabutan.
Sampai suatu ketika sesaat setelah pernikahannya berlangsung, Tahir dipanggil oleh ayah mertuanya di kantor pusat Bank Panin. Mochtar Riady pada intinya berkata “Tahir, you tidak boleh bekerja di grup saya”.
Sontak Tahir kaget dengan pernyataan tersebut, dan langsung menjawab “It’s okay, why not”. Kemudian setelah berbincang-bincang, Mochtar Riady juga menanyakan apa yang akan Tahir lakuin setelah ini. Tanpa berpikir panjang Tahir menjawab “Saya akan melebihi Anda”. Saat itu Tahir benar-benar tidak berpikir panjang untuk menjawab pertanyaan ayah mertuanya, tapi setelah hari itu, keyakinan Tahir akan kesuksesannya semakin membara.
- Bisnis dan Keluarga
Setelah melewati lika-liku kehidupan, Rosy Riady dan keluarganya selalu menjadi orang yang paling membuat Tahir bersemangat. Bagaimana tidak, hidup di lingkungan konglomerat sangatlah berat. Pada akhirnya tahun 1986, Tahir mendirikan Mayapada untuk pertama kalinya. Dengan memiliki ‘kaki’ Tahir berpikir bahwa Mayapada bisa menghasilkan uang di kemudian hari. Berawal dari bisnis tekstil dan toserba, hari ini Mayapada menjadi salah satu grup bisnis besar di Indonesia.
- Pentingnya Berbagi
Saat masih berada di garis kemiskinan, orang tua Tahir selalu mengajarkan semiskin apa pun keluarganya pasti akan selalu bersedekah. Dari kecil Tahir diajarkan untuk selalu memberi dan bersedekah, berapa pun atau apa pun yang ia miliki harus diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
Hal itu terus ia lakukan secara konsisten sampai hari ini. Tahir pernah memberikan donasi sebesar Rp1 Triliun untuk membantu pencegahan penyakit polio melalui Gates Foundation.
Pelajaran yang dapat diambil dari seorang Tahir adalah kegigihan dalam meraih sesuatu sangatlah besar. Intinya kesuksesan tidak bisa diraih tanpa usaha yang matang dan jelas, dan selalu ‘mengembalikan’ hasil yang didapat kepada orang yang lebih membutuhkan.