Baby talk merupakan perilaku mengobrol dengan hewan menggunakan intonasi, bahasa, dan gaya bicara yang persis seperti mengobrol dengan seorang bayi manusia. Baby talk sering dilakukan pecinta kucing untuk menunjukkan betapa sayangnya terhadap sahabat bulunya sekaligus merasa gemas.
Namun tak hanya itu, ternyata gaya bicara baby talk menggunakan nada tinggi ini memiliki manfaat tersendiri.
Hal tersebut seperti yang telah diungkap hasil penelitian bertajuk “Discrimination of Cat-directed Speech from Human-directed Speech in a Population of Indoor Companion Cats (Felis catus)” tahun 2022 yang dilakukan para peneliti Perancis.
Peneliti melakukan tiga rangkaian tes terhadap 16 kucing. Hasilnya menunjukkan bahwa kucing tidak hanya lebih responsif terhadap suara pemiliknya daripada suara orang asing, namun juga bisa mengetahui kapan pemiliknya berbicara langsung kepadanya.
Alasannya adalah kucing punya kemampuan membedakan suara manusia saat berbicara dengan gaya baby talk kepada mereka dan suara manusia ketika berbicara dengan manusia lain.
Penulis utama studi tersebut, Charlotte De Mouzon menjelaskan bahwa hasil studi menjadi bukti lebih lanjut yang menunjukkan adanya keterikatan antara kucing dan manusia. Ia menganggap ini sangat penting untuk diingat.
“Sebab, selama beberapa dekade, kita berpikir bahwa kucing adalah makhluk yang sangat mandiri, hanya menginginkan makanan dan tempat tinggal, dan tidak peduli dengan manusia,” terang De Mouzon dilansir dari Daily Paws, Rabu (2/11/2022).
Pada penelitian pertama, peneliti mengevaluasi bagaimana kucing merespons terhadap orang asing yang memanggil namanya.
Dari lima hasil rekaman yang diputar, hanya rekaman keempat yang memiliki suara pemilik kucing yang menyebut nama hewan peliharaannya.
Sebanyak 10 dari 16 kucing yang bereaksi setelah mendengar pemiliknya. Mereka tak menunjukkan ketertarikan pada suara orang asing.
Pada tes kedua, peneliti memutar suara pemilik kucing mengucapkan kalimat yang sama sebanyak lima kali. Empat rekaman dengan gaya bicara yang sama, sedangkansatu lainnya memiliki gaya bicara baby talk.
Mayoritas hewan bulu ini bereaksi terhadap suara bernada tinggi pemiliknya. Ini menandakan bahwa kucing dapat mendengar perbedaan.
Pada tes terakhir beda lagi, hanya suara orang asing yang diucapkan. Orang asing mengucapkan kalimat yang sama sebanyak lima kali, namun menggunakan gaya bicara baby talk di salah satu rekaman.
Hasilnya adalah 11 dari 16 kucing tidak menunjukkan respons perilaku signifikan terhadap baby talk dari para orang asing tersebut.
Kesimpulannya, kucing biasanya dapat membedakan ketika pemiliknya berbicara dengan mereka. Namun, semua kucing dalam penelitian ini adalah kucing rumahan.
Ini bisa mempengaruhi mengapa kucing tidak bereaksi terhadap suara-suara yang tidak dikenal karena biasanya tidak terpapar pada orang yang tidak dikenal.