in

Penyebab Kucing Kehilangan Kumisnya

Ilustrasi Kucing. Foto: Halodoc

Kucing tampak lucu karena di wajahnya terdapat kumis, baik kucing jantan maupun kucing betina. Tidak kenal kucing dewasa atau kucing bayi, kumis menjadi satu ciri khas pada binatang berbulu menggemaskan ini.

Kumis sangat vital bagi kucing. Bukan hanya tampilan semata, kumis pada kucing berfungsi sebagai saraf sensorik utama. Kumis dapat membantu mengarahkan arah langkah kucing. Selain itu, kumis juga berfungsi sebagai penyeimbang tubuh dan perlindungan pada kucing.

Namun, sebagaimana lazimnya bulu di tubuh kucing, kumis kucing pun sering mengalami kerontokan. Hanya saja, penyebab rontok bulu dan kumis pada kucing berbeda. Bulu kucing rontok karena alasan alamiah.

Sementara kumis kucing rontok karena beberapa sebab lain. Berikut uraian beberapa penyebab kucing kehilangan kumis yang perlu diketahui.

  • Faktor alami

Kucing merontokkan kumisnya karena faktor alami. Dalam setahun, kucing dapat melepas kumis hingga dua kali. Pada pergantian cuaca panas jadi dingin serta sebaliknya. Hal ini masih dikategorikan sebagai gejala normal.

  • Tungau atau kutu

Apabila kulit kucing mengidap tungau atau kutu, potensi untuk gugurnya kumis akan besar. Tungau dan kutu akan memicu munculnya rasa gatal di sekujur tubuh kucing. Kucing akan menggaruk dan kemungkinan akan merontokkan kumisnya tanpa sengaja.

  • Iritasi kulit

Bagian wajah kucing menjadi daerah yang rawan dengan iritasi kulit, terutama dekat hidung. Wilayah itu menjadi daerah paling dekat jika mengendus makanan. Jika terjadi iritasi pada bagian tersebut, kumis bisa saja terlepas.

  • Alergi

Alergi pada kucing umumnya berasal dari makanan. Jika terserang alergi, kucing akan menggaruk bagian tubuh yang alergi. Bagian tubuh tersebut bisa saja di bagian tumbuhnya kumis. Kumis akan hilang jika bagian itu terlalu sering digaruk.

  • Faktor lain

Selain hal-hal di atas, ada juga faktor lain yang dapat menyebabkan kucing kehilangan kumis. Misalnya, saat kucing berkelahi, bisa saja kumisnya terkena cakaran lawan dan akhirnya lepas. Selain itu, bisa juga dipicu karena kecemasan atau stres.