in

Mengenal Diet Ornish yang Dikembangkan Oleh Dr. Dean Ornish

Menu diet ornish. Foto: Prevention.

Diet ornish adalah diet yang berfokus pada bahan makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Dengan kata lain, diet ini termasuk diet vegetarian yang mengesampingkan makanan tinggi lemak dan gula refinasi.

Makanan lain yang juga diperbolehkan dalam diet ini adalah produk kedelai, putih telur, dan produk susu tanpa lemak dalam jumlah terbatas.

Pola diet ornish dibentuk oleh Dean Ornish pada 1977 silam. Saat itu, Dean Ornish merupakan profesor klinis di University of California, San Francisco. Ia mengembangkan ide bahwa diet, olahraga, dan sebuah hubungan berpengaruh pada kesehatan seseorang. Lantas, bagaimana penerapan diet ornish? Yuk, simak!

Dr. Dean Ornish (Foto: NutritionFacts.org)
Dr. Dean Ornish (Foto: NutritionFacts.org)

Pola penerapan diet ornish

Dilansir dari Everyday Health, diet ornish sebenarnya lebih kepada gaya hidup. Seperti yang sudah dijelaskan, diet ini tidak membatasi asupan kalori seseorang maupun memberi label ‘baik’ atau ‘buruk’ pada makanan.

Diet Ornish bekerja dengan mengaktifkan gen yang meningkatkan kesehatan dan penuaan. Tidak seperti diet iseng lainnya, ornish diet sangat mudah diikuti.

Tidak perlu menghitung kalori atau melacak asupan nutrisimu, dan tidak ada makanan yang benar-benar dilarang sebagai bagian dari diet, selain sebagian besar produk hewani. Misalnya, daging, ikan, dan unggas tidak termasuk dalam diet ini. Selain itu, makanan berlemak tinggi seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak sayur hanya diperbolehkan dalam jumlah terbatas.

Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, dan produk olahan kedelai merupakan komponen kunci dari ornish diet, dan harus menjadi makanan utama kamu. Putih telur juga dibolehkan, kamu bisa mengonsumsi dua porsi produk susu tanpa lemak seperti susu dan yogurt per harinya.

Lemak sehat harus mencapai sekitar 10% dari total asupan kalori harian kamu, dan sebagian besar berasal dari lemak alami dalam makanan utuh, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan.

Selain itu, minuman berkafein, karbohidrat olahan, gula, alkohol, dan makanan kemasan rendah lemak harus dibatasi sebagai bagian dari diet.

Selain melakukan perubahan pada diet kamu, disarankan juga untuk berolahraga ringan setidaknya 30 menit setiap hari untuk mengoptimalkan hasilnya.