in

Mengenal Orang Terkaya di Indonesia, yang Mengalahkan Hartono Bersaudara

Dato' Low Tuck Kwong. Foto: Forbes

Hampir satu dekade, nama Robert Budi Hartono dan Michael Hartono selalu bertengger menjadi orang terkaya di Indonesia. Hartono bersaudara memiliki kekayaan lebih dari Rp300 triliun. Bisnis yang dimiliki Hartono bersaudara antara lain perbankan, pabrik rokok, properti, e-Commerce, hingga perangkat elektronik.

Baru-baru ini, nama Hartono bersaudara tergeser dari peringkat ke-1 orang terkaya di Indonesia. Nama Hartono bersaudara, digeser oleh taipan Low Tuck Kwong. Nama Low Tuck Kwong tidak terlepas dari bisnis batubara yang ia miliki melalui Bayan Group. Sebenarnya Low Tuck Kwong sudah masuk jajaran 20 orang terkaya di Indonesia selama lebih dari 5 tahun.

Setelah melonjaknya harga batubara pada tahun 2022, Low Tuck Kwong langsung naik ke peringkat ke-1 menjadi orang terkaya di Indonesia. Menurut majalah Forbes bulan Januari 2023, Low Tuck Kwong memiliki kekayaan bersih sebesar US$26,4 miliar atau setara dengan Rp396 triliun (kurs US$1 = Rp15.000).

Low Tuck Kwong masih aktif terjun langsung dalam mengelola kegiatan bisnis yang dimilikinya. Saat ini Low Tuck Kwong masih menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bayan Resources Tbk. 

Low Tuck Kwong atau Dato’ Low Tuck Kwong lahir di Singapura, 17 April 1948. Mengutip dari CNBC Indonesia, Dato’ Low Tuck Kwong mengawali karirnya dengan bekerja di perusahaan konstruksi milik keluarganya sekitar tahun 1968. Ia mulai mempelajari mengenai konstruksi hingga belajar ke Jepang. Setelah lebih dari 20 tahun bekerja di perusahaan keluarganya, pria yang gemar olahraga golf ini memulai bisnis pertamanya di Indonesia tahun 90an.

Low membuka perusahaan kontraktor tambang batubara di Indonesia. Setelah mendapatkan keuntungan dari bisnis konstruksi tambang batubara, Dato’ Low Tuck Kwong tertarik untuk memiliki konsesi batubara. Konsesi batubara pertama yang ia beli terjadi pada tahun 1997 di pedalaman Kalimantan Timur.

Taipan batubara ini membeli konsesi batubara Gunung Bayan Pratamacoal. Setelah pasang surut 20 tahun mengembangkan konsesi batubara yang ia miliki. Pada tahun 2008, Bayan Resources yang merupakan pemegang konsesi batubara di Kalimantan Timur melaksanakan IPO dengan kode saham BYAN. Saat itu BYAN berhasil meraih dana sekitar Rp1 triliun.

Saat ini Bayan Group menjadi perusahaan konglomerasi tambang batubara. Karena dari hulu ke hilir semua tambang yang berada di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sudah terintegrasi dengan baik. Mulai dari pengolahan, pengangkutan sampai pelabuhan besar, semuanya dimiliki Bayan Group. Mengutip dari laporan keuangan PT. Bayan Resources Tbk bulan September 2022., perusahaan yang berkantor pusat di Senopati, Jakarta Selatan tersebut berhasil membukukan pendapatan sebesar US$3,348 miliar atau setara dengan Rp50,22 triliun.