Belum lama ini, Indonesia dan AS mengumumkan kemitraan dalam pengembangan energi bersih bertenaga nuklir. Dalam kerja sama tersebut, Badan Perdagangan dan Pembangunan AS menggelontorkan dana US$ 1 juta guna membantu Indonesia dalam menerapkan teknologi reaktor modular berskala kecil (SMR).
Kedua negara menandatangani kontrak penyerahan hibah afiliasi yang digelar di Nusa Dua, Bali belum lama ini. Pada perjanjian tersebut, Badan Perdagangan dan Pembangunan AS juga memberikan hibah bantuan penilaian kelayakan teknis pembangkit listrik dan tenaga nuklir kepada PLN Indonesia Power yang diusulkan berlokasi di Kalimantan Barat.
Bantuan tersebut termasuk pemilihan lokasi, desain sistem interkoneksi dan pembangkit listrik, penilaian risiko, perkiraan biaya, penilaian dampak lingkungan dan sosial awal, serta tinjauan peraturan.
Melalui siaran pers Kedutaan Besar AS, diketahui bahwa Indonesia Power memilih NuScale Power OVS, LLC (NuScale) berbasis di Oregon untuk melakukan pendampingan kemitraan dengan anak perusahaan Fluor Corporation Texas dan JGC Corporation Jepang.
Tak hanya itu, dukungan lain yang juga diberikan berupa keterlibatan pemangku kepentingan, pengembangan tenaga kerja, peraturan, dan juga perizinan.
“Kerja sama ini merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia mencapai tujuan iklimnya sembari mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim, dilansir GNFI.
Adapun keunggulan SMR, bisa menyediakan daya selama 24 jam setiap hari, memiliki penempatan yang fleksibel, melengkapi sumber energi bersih lainnya, dan menggunakan tapak tanah yang kecil. Teknologi ini memadukan fitur keselamatan canggih, termasuk untuk menahan cuaca ekstrem dan kejadian terkait seismik, dan juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan listrik suatu negara.