Berbagai cara yang ditempuh dalam memasak sebenarnya secara umum memang mengurangi nilai gizi makanan. Tetapi, jika kita berbicara soal microwave, benarkah benda ini justru membawa kerusakan nutrisi yang lebih parah?
Sebagai informasi, memasak, secara umum memang merusak beberapa vitamin, meski kerusakannya tidak sebanyak yang kita sering pikirkan. Misalnya, vitamin C, vitamin (B1), asam pantotenat (B5), dan folat (B9) akan didenaturasi saat mencapai berbagai tingkat suhu tertentu. Sedangkan khusus untuk folat, kandungan ini tidak akan hancur kecuali terpapar suhu hingga 100 derajat celcius. Selain itu, defisiensi asam pantotenat sejauh ini hampir tidak pernah terdengar.
Selain itu, semua nutrisi utama lainnya seperti karbohidrat, protein, lemak, dan mineral hampir tidak terpengaruh proses pemasakan. Justru beberapa kandungan ini lebih mudah dicerna. Terlebih jika kita membicarakan antioksidan, beta-caroten, asam fenolik yang terkandung dalam wortel, hingga llikopen dalam tomat. Beberapa zat tersebut justru bisa lebih banyak diserap tubuh setelah dimasak.
Hal serupa pun terjadi saat memasak menggunakan microwave, benda ini dianggap tidak lebih merusak dibanding metode masak lainnya. Justru, microwave memiliki kemampuan untuk mengawetkan nutrisi.
Makanan yang dimasak menggunakan microwave juga memiliki tingkat nutrisi yang hampir sama dengan makanan yang dikukus. Ini karena memasak dengan microwave memapar makanan dengan suhu yang lebih tinggi dan memanaskan makanan dengan metode yang jauh lebih efisien dan cepat.