Alergi terhadap kacang, atau hewan peliharaan mungkin sudah kerap terjadi dan menjadi alergi yang amat umum kita temui. Tetapi, bagaimana dengan air? Mungkinkah ada seseorang yang alergi terhadap air?
Meski akan terkesan aneh, tetapi ada suatu kondisi langka yang bisa membuat seseorang alergi terhadap air. Dikutip dari laman Allergy and Asthma Network, ada suatu kondisi bernama aquagenic urticaria (AU) yang membuat kulit seseorang mengalami rasa gatal dan merah-merah atau bahkan bengkak saat mengalami kontak dengan air. Bahkan dalam kasus yang lebih parah, aquagenic urticaria juga bisa menyebabkan sesak napas.
Data menunjukan ada sekitar 50 kasus yang pernah dilaporkan dalam literatur yang menyebut kulit bisa alergi seperti biduran ketika terpapar berbagai jensi air. Termasuk air hujan, keringat, bahkan air mata. Tetapi reaksinya biasanya tidak terjadi ketika minum air karena air yang diminum tidak menyentuh kulit. Hanya saja, pada beberapa kasus, bisa juga muncul gejala alergi di bibir dan mulut.
Gejala biasanya akan mulai muncul setelah 30 menit terpapar air dan dapat berlangsung antara 30 menit hingga dua jam. Meski bisa terjadi pada siapapun, tetapi kondisi ini paling umum terjadi pada perempuan selama atau setelah pubertas.
Penyebab munculnya alergi ini belum bisa dipastikan. Namun, ada beberapa teori yang menyebut bahwa alergi air diakibatkan oleh allergen dari bahan kimia di dalam air, atau air berinteraksi dengan sesuatu di kulit. Untuk mengecek ada atau tidaknya alergi ini, biasanya akan dilakukan tes dengan cara mengoleskan kain yang telah dibasahi dengan air bersuhu ruang ke kulit selama 20 menit. Jika pasien merasa gatal-gatal, maka besar kemungkinan ia mengalami kondisi aquagenic urticaria.