in

Asal Muasal Rendang yang Dinobatkan Makanan Terenak di Dunia

Rendang. Foto: Rinaresep.com.

Ada begitu banyak makanan etnik di ranah kuliner Indonesia. Dari sekian banyak, rendang bisa dikatakan sebagai salah satu ikon selera kolektif masyarakat Indonesia bahkan sudah menjadi bagian dari identitas bangsa, selain itu juga diasosiasikan dengan budaya Minangkabau Sumatera Barat.

Rendang adalah makanan tradisional khas Minangkabau. Rendang biasanya dibuat dengan daging sapi dengan kuah khusus yang mengandung santan dalam jumlah banyak.

Rendang (Foto: Marionskitchen.com)
Rendang (Foto: Marionskitchen.com)

Pada zaman dahulu, orang Minangkabau membuat rendang dengan apik, sehingga bisa bertahan lama di suhu ruangan, dan dapat disimpan dalam perjalanan jauh. Umur simpan rendang yang lama diduga karena bumbu yang digunakan selama proses memasak.

Saat ini rendang dikenal di seluruh dunia, namun sejarah dan makna budayanya kurang mendapat perhatian.

Proses memasak rendang yang lama memiliki filosofi tersendiri tentang kesabaran, kearifan, dan keikhlasan. Keseluruhan proses memasak, mulai dari memilah daging berkualitas bagus, pemilihan bumbu rempah yang baik, kontrol panas, lama memasak, hingga teknik pengadukan mempengaruhi cita rasa rendang. Secara tradisional, rendang disajikan pada acara-acara khusus dan untuk orang-orang khusus.

Menurut sejarahnya rendang adalah makanan yang terbuat dari daging sapi yang direbus dengan bumbu dan santan. Ada arsip Belanda tentang Minangkabau yang menyatakan kontak rutin antara India dan Sumatera Barat pada awal milenium kedua menjadi awal kemunculan rendang,

Kombinasi daging dan rempah-rempah yang disiapkan di India Utara dikenal sebagai gulai diyakini sebagai cikal bakal rendang. Orang India mulai ke Sumatera Barat untuk berdagang, mungkin saat memasak mereka membawa budaya mereka sendiri.

Pada budaya India sendiri, kari biasanya dimasak kembali menjadi kalio yang kuahnya lebih kental, kecoklatan, dan berminyak karena pecah oleh panas. Sedangkan dalam tradisi Minang, kuah kembali dimasak lagi sampai warnanya menjadi lebih gelap, dan dagingnya menyerap kuahnya.

Penyebaran rendang di Sumatera Barat berawal dari tiga daerah–Luhak nan Tigo–yang kira-kira berarti “tiga gunung”, yakni Luhak Agam, Luhak Payakumbuh atau Limo puluah atau 50 kota, dan Luhak Tanah Data.

Setelahnya, rendang mulai menyebar di sepanjang pantai tempat tinggal para pendatang. Jenis rendang bermacam-macam, dan variasinya bergantung pada stok bahan dan kondisi lingkungan di daerah tertentu di Sumatera Barat.

Beberapa jenis rendang lokan atau rendang kerang di antaranya sebagaimana berikut.

1. Painan atau Pariaman: rendang belut atau rendang belut

2. Batusangkar: rendang itik atau rendang bebek dan rendang jariang atau rendang jengkol

3. Bukittinggi: rendang pensi atau rendang kerang.

4. kawasan Danau Maninjau: rendang daun kayu atau rendang daun, rendang telur, rendang ayam, rendang sapuluik itam atau rendang beras ketan hitam, randang tumbuak atau rendang daging sapi berbentuk bulat, dan rendang bareh atau beras ketan putih rending.

Orang Minang di Batusangkar dan Lintau menambahkan ketumbar hijau yang memberikan cita rasa tersendiri. Secara khusus, masyarakat Minang di Batusangkar menambahkan daun belimbing untuk memberikan rasa asam pada rendang belut. Kesamaan di antara mereka adalah teknik memasaknya.