Selama ini, air diangap memiliki rasa yang hambar atau hampir tidak berasa sama sekali. Tetapi, menariknya, rasa air telah memicu perdebatan ribuah tahun lamanya. Bahkan perdebatan telah dimulai sejak filsuf Aristoteles mengatakan bahwa air cenderung hambar dan tidak memiliki rasa. Tetapi, bagaimana sains memandang pernyataan ini?
Dikutip dari laman Pennsylvania State University, air memiliki fitur yang unik. Di mana dalam keadaan paling murni, yaitu dua molekul hydrogen dipasangkan dengan satu molekul oksigen, kondisi air tidak ada yang sama persis. Alasan mengapa tidak ada air yang sama persis ini karena air atau H2O adalah pelarut yang universal.
Air memiliki kemampuan melarutkan setidaknya sedikit dari apapun yang bersentuhan dengannya. Jadi, bisa disimpukan bahwa semakin dekat dengan sumber airnya, air akan semakin murni.
Konsep ini kemudian membawa pada pertanyaan di atas yaitu apa rasa air? Tetapi, rasa air merupakan yang paling sulit ditentukan karena tidak bisa diukur. Namun, rasa air minum sehari-hari bisa dikaitkan dengan mineral dan elemen yang diserap oleh air. Air minum biasanya mengandung jejak kalium, magnesium, kalsium dan sejumlah kecil natrium.
Hanya saja tidak semua rasa dari berbagai mineral tersebut bisa dideteksi oleh indera perasa kita. Kebanyakan justru tidak bisa membedakan perbedaan rasa antara air mineral atau air yang berasal dari sumber mata air.
Jadi, kesimpulannya, air memang memiliki rasa. Tetapi, rasa air sangat dipengaruhi oleh dari mana air tersebut berasal serta bagaimana reseptor pengecap tiap orang mempersepsikan rasa air saat meminumnya.