Kata tamagoyaki berarti telur panggang dalam bahasa Jepang. Gaya gulungannya yang khas serta tekstur telur yang masih lembut dan sedikit cair di lapisan dalamnnya, membuat hidangan ini terasa nikmat meski sederhana.
Tamagoyaki dimasak di wajan, beberapa bukti wajan tamagoyaki ditemukan dalam tulisan-tulisan abad ke-17 yang menyiratkan bahwa hidangan tersebut sudah berusia berabad-abad. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tamagoyaki baru ada pasca perang dunia II, ketika pemerintah Jepang mempromosikan konsumsi telur di kalangan keluarga Jepang.
Ini dilakukan untuk meningkatkan asupan protein selama masa kelaparan. Tapi, kenapa ya bentuknya berupa gulungan?
Mungkin hal ini demi memenuhi kotak bekal watau wadah untuk dimakan oleh anak-anak di sekolah. Sehingga bentuknya dibuat sepraktis mungkin dan tidak memakan tempat. Karena bentuknya yang sempit dan bergulung, tamagoyaki termasuk dalam bento Jepang dan dimakan bersama nasi, acar, dan daging.
Terlepas dari bagaimana telur gulung muncul, sekarang hidangan ini menjadi makanan rumah tangga yang biasa dibuat oleh orang Jepang dari berbagai kalangan usia dan latar belakang. Bahkan, tamagoyaki juga umum ditemukan di restoran Jepang di Indonesia.
Menggulung tamagoyaki yang sempurna juga menjadi keterampilan yang seakan wajib dimiliki para pecinta masakan Jepang. Bahkan, membuat tamagoyaki yang indah dan lezat seolah menjadi hal yang bisa dibanggakan.
Tamagoyaki juga biasa dijadikan lauk untuk makan siang atau makan malam. Hidangan ini juga dapat ditemukan di dalam sushi gulung atau di atas sashimi. Di beberapa restoran sushi, tambahan gula akan ditambahkan untuk menyajikan tamagoyaki sebagai pencuci mulut.
Meskipun memungkinkan untuk membuatnya dalam wajan biasa, banyak orang memilih wajan persegi panjang yang dangkal yang memang khusus dibuat untuk membuat tamagoyaki gulung yang sempurna.