Sebagian besar tubuh disusun oleh air. Air juga komponen penting yang membantu tubuh agar mempu melakukan berbagai macam aktivitas.
Tetapi, selain memasok air ke dalam tubuh, seseorang juga bisa kehilangan air sepanjang waktu, melalui keringat atau melalui air seni. Lalu, ketika banyak cairan yang hilang, maka diperlukan asupan air pengganti dengan munculnya rasa haus. Jika dilihat dari mekanismenya, munculnya rasa haus sangat berkaitan dengan aktivitas di otak kita.
Otak akan memberitahu tubuh saat cadangan air dalam tubuh tidak mencukupi. Sinyal ini juga akan muncul saat tubuh memiliki terlalu banyak kandungan garam dan mineral. Kemudian otak akan mulai mengirimkan pesan ke bagian tubuh untuk memperbaiki cadangan air, dengan cara mendorong kita untuk merasa haus dan kemudian minum air. Lalu, bagaimana cara tubuh mengetahui kapan seseorang harus berhenti minum?
Kembali lagi, hal ini juga akan sangat berhubungan dengan aktivitas di otak. Dikutip dari laman the Conversations, saat kita minum, lalu kadar air dalam darah naik dan kadar garam dan mineral turun, otak akan menyambut hal tersebut dengan ‘rasa senang’. Ekspresi rasa senang ini akan dilakukan otak dengan melepaskan zat kimia yang bernama dopamine yang membuat tubuh merasa nyaman dan bahagia. Setelah itu, otak juga akan memberitahu tubuh dengan menghilangkan keinginan untuk minum saat itu juga.