in

Sejarah Nasi Goreng Masuk ke Indonesia

Nasi Goreng Hongkong. Foto: Shutterstock.

Nasi goreng ala Indonesia dapat dilacak asalnya dari nasi goreng Tiongkok Selatan, dan kemungkinan besar dikembangkan sebagai cara untuk menghindari pemborosan nasi.

Pengaruh Cina pada masakan Indonesia dapat dilihat pada mie goreng yang muncul bersamaan dengan pengenalan teknik penggorengan yang membutuhkan penggunaan wajan Cina.

Di Cina teknik menumis menjadi semakin populer selama dinasti Ming 1368–1644 M. Kecap biasa berasal dari Cina abad ke 2 M, namun kecap manis dikembangkan di Indonesia dengan tambahan gula aren lokal yang melimpah.

Tidak jelas kapan masyarakat Indonesia mulai mengadopsi praktik memasak nasi goreng. Perdagangan antara Tiongkok dan Nusantara berkembang pesat sejak zaman Sriwijaya sekitar abad ke 10 dan semakin intensif pada zaman Majapahit sekitar abad ke 15.

Pada saat itu para imigran Tionghoa mulai bermukim di Nusantara, membawa serta budaya dan masakan mereka. Orang Tionghoa biasanya menyukai makanan panas yang baru dimasak, dan merupakan hal yang tabu untuk membuang bahan makanan yang tidak dimakan dalam budaya mereka.

Alhasil nasi sisa hari sebelumnya sering dimasak kembali di pagi hari. Menggoreng nasi dapat mencegah perkembangbiakan mikroba berbahaya, terutama dalam teknologi pra pendinginan di Indonesia, dan juga menghindari keharusan membuang makanan berharga.

Tidak ada bukti sejarah yang membuktikan bahwa nasi goreng itu asli Indonesia, nasi goreng sebenarnya terinspirasi dari hidangan Timur Tengah yang disebut pilaf, yaitu nasi yang dimasak di kaldu berbumbu.

Varian tertentu nasi goreng kambing ala Betawi, menggunakan daging kambing, rempah-rempah yang kaya, dan minyak samin, semua bahan khas yang digunakan dalam persiapan pilaf Timur Tengah.

Setelah Indonesia merdeka, nasi goreng sejak itu juga mulai dianggap sebagai hidangan nasional. Kesederhanaan dan keserbagunaannya telah popular dan menjadikannya sebagai makanan pokok di kalangan rumah tangga Indonesia.

Akhirnya diperkenalkan, ditawarkan, dan disajikan di Restoran Teater Indonesia di dalam paviliun Indonesia di Pameran Dunia New York 1964. Howard Palfrey Jones, duta besar AS untuk Indonesia pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Soekarno pada pertengahan 1960 an.

Dalam memoarnya, ia mengatakan bahwa dia menyukai nasi goreng. Ia menjelaskan kesukaannya pada nasi goreng yang dimasak oleh Hartini, salah satu istri Sukarno, dan memujinya sebagai nasi goreng terlezat yang pernah ia rasakan.