in

Sering Gunakan GPS Saat Bepergian? Ini Dampaknya Pada Otak

Efek penggunaan GPS pada otak

Kecanggihan teknologi memberikan kemudahan dalam menempuh perjalanan. Kini, kita tak perlu membawa peta kertas atau harus membawa kompas untuk mengetahui arah mata angin berkat navigasi satelit atau Global Positioning System (GPS) yang kini hadir dalam ponsel pintar.

Hasilnya, kini tidak perlu lagi melatih kemampuan spasial otak untuk mencari jalan keluar saat tersesat. Tetapi, apa dampaknya penggunaan GPS pada fungsi otak?

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications menunjukkan bahwa penggunaan navigasi satelit mematikan hippocampus dan korteks prefrontal kita. Keduanya adalah bagian dalam otak yang bertanggung jawab untuk mensimulasikan rute berdasarkan pengetahunan kita sebelumnya, serta membuat perencanaan dan pembuatan keputusan.

Dikutip dari laman Vox, hippocampus pada dasarnya adalah sebuah struktur dalam otak yang bekerja layaknya GPS alami dalam tubuh.

Meski belum ada jawaban pasti mengenai apakah itu akan menurunkan fungsi otak atau tidak, tetapi ada hipotesis yang secara tidak langsung mengarah ke sana. Secara umum, jika kita tidak menggunakan keterampilan tertentu, maka koneksi neuron akan melemah dan bahkan berhenti berkembang.

Sedangkan, ada banyak bukti bahwa menggunakan hippocampus sangat bermanfaat. Banyak studi menemukan bahwa pengemudi taksi di London yang harus menghapal jalan-jalan kota memiliki hippocampus yang lebih besar karena sering digunakan.

Lalu, sebaliknya, jika tidak digunakan, maka bagian ini dianggap akan menyusut dan mengalami degenerasi. Hipotesis menyebutkan bahwa degenerasi pada hippocampus bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan resiko penyakit Alzheimer seiring bertambahnya usia.