Elon Musk telah mengumumkan rencananya untuk menempatkan seseorang sebagai CEO Twitter yang baru, meski sosoknya masih dirahasiakan. Dalam cuitannya, Musk memberi kisi-kisi bahwa pimpinan Twitter nantinya merupakan seorang perempuan dan mulai bekerja dalam 6 minggu lagi.
Laman Puck News sendiri menyebut bahwa CEO Twitter kemungkinan adalah Eksekutif periklanan NBC Universal, Linda Yaccarino. Namun, kabar ini belum dikonfirmasi lebih lanjut dan diperoleh dari narasumber yang dirahasiakan.
Tetapi, Wall Street Journal juga melaporkan bawa Linda Yaccarino saat ini sedang dalam tahap perundingan untuk membicarakan posisinya sebagai CEO Twitter. Perlu diketahui, saat ini, Twitter dan NBC Universal tengah melakukan kerjasama untuk meningkatkan visibilitas kabar NBCU di Twitter terkait Olimpiade 2023.
Jika benar Twitter nantinya akan ‘dipegang’ oleh orang baru, lantas bagaimana dengan nasib Elon Musk?
Meski nantinya tidak akan menjabat lagi sebagai CEO, Elon Musk tetap menjadi pemilik resmi dari perusahaan Twitter yang saat ini telah berganti nama menjadi X corp.
Excited to announce that I’ve hired a new CEO for X/Twitter. She will be starting in ~6 weeks!
My role will transition to being exec chair & CTO, overseeing product, software & sysops.
— Elon Musk (@elonmusk) May 11, 2023
Sebelumnya, Musk juga pernah melempar polling ke pengguna Twitter dan bertanya, apakah ia sebaiknya mundur sebagai pimpinan Twitter. Setelah memperoleh 17,5 juta respons, hasilnya 57,5% responden menginginkan agar Musk hengkang.
Itu bukanlah kali pertama Elon Musk memberikan sinyal kemunduran dirinya sebagai CEO. Pada November lalu, Elon Musk juuga memberikan pernyataan gamblang terkait hal ini. “Aku akan mengurangi waktuku di Twitter dan menemukan orang lain untuk mengelola Twitter.”
Saat ini, Elon Musk sendiri memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di berbagai sektor bisnis berbeda, mulai dari Tesla, SpaceX, Neuralink, hingga The Boring Company. Pada Desember lalu, investor Tesla secara terbuka meminta Musk untuk mengurangi intensitasnya berfokus pada Twitter mengingat saham Tesla jeblok.