Indonesia resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga Islamic Development Bank (IsDB) setelah meningkatkan kepemilikan saham dari posisi 12. Langkah ini diambil dengan berbagai pertimbangan, salah satunya untuk mengentaskan kemiskinan untuk negara angota IsDB lainnya.
“Inisiatif bersejarah ini menandakan komitmen IsDB untuk mendukung prioritas pembangunan nasional Pemerintah Indonesia sekaligus mempromosikan ekosistem keuangan syariah sesuai dengan IsDB Group Member Country Partnership Strategy 2022-2025,” tulis Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pernyataannya.
“Komitmen ini juga merupakan bentuk kerja sama perdana pemerintah Indonesia untuk mengkatalisasi pembiayaan infrastruktur melalui infrastruktur pembiayaan berbasis syariah,” lanjutnya.
Tak hanya itu, langkah ini juga bisa mendorong peranan IsDB dalam mengembangkan ekonomi dan keungan Islam di Indonesia. Pada Desember lalu, IsDB diketahui memberikan suntikan dana sebesar US$6,3 miliar ke Indonesia yang dialirkan ke berbagai sektor, mulai dari pendidikan, pertanian, hingga pembiayaan proyek.
Sebelumnya, Indonesia menempati urutan ke-12 pemegang saham IsDB dengan penyertaan modal USD 1.511 juta. Kini, Indonesia berada di bawah Saudi Arabia dan Libya dalam urutan pemegang saham dengan kenaikan 8.43%.
“Dengan adanya kenaikan saham ini, Indonesia akan mendapatkan beragam manfaat, baik secara strategis dan ekonomis. Mulai dari meningkatkan posisi tawar Indonesia di IsDB hingga meningkatkan potensi pembiayaan IsDB sampai dengan 3.5-4 kali lebih besar,” ungkap Sri Mulyani.