in

5 Filosofi Burung Elang, Tekun hingga Mandiri

Ilustrasi burung elang botak. Foto: Pixabay

Setiap ciptaan Tuhan pada dasarnya tidak ada yang sia-sia. Makhluk hidup berukuran besar hingga yang tak tampak oleh mata karena kecilnya tetap punya tujuan penciptaan.

Manusia dituntut untuk berpikir untuk mendapatkan filosofi terhadap semua ciptaan Tuhan. Demikian halnya dengan burung elang.

Burung elang dikenal sebagai burung pemangsa. Burung ini memang dikaruniai cakar dan paruh yang dapat digunakan untuk berburu mangsa.

Selain itu, burung elang juga memiliki mata dengan kemampuan melihat sangat tajam. Bahkan, burung elang dapat melihat pergerakan ikan di dalam air.

Jika diamati dengan baik, burung elang ini memiliki banyak keistimewaan yang bisa memberikan filosofi pada manusia. Berikut lima filosofi burung elang yang dirangkum dari berbagai sumber.

Tekun

Kecepatan terbang burung elang tidak dapat diragukan. Kemampuan terbang cepat tersebut diperoleh burung elang dengan tekun belajar atau latihan sejak usia 2 hingga 3 bulan.

Fokus

Burung elang memiliki kemampuan melihat mangsanya hingga jarak puluhan kilometer. Hal ini menandakan bahwa burung ini fokus saat memiliki tujuan atau sasaran.

Pekerja keras

Jika merasa anaknya sudah mumpuni untuk terbang, induk elang akan melempar anaknya keluar sarang. Dengan kondisi itu anak elang akan bekerja keras untuk kembali ke sarangnya.

Gemar keluar dari zona nyaman

Karena kebiasaan dilempar keluar dari sarang oleh induknya sejak kecil. Burung elang gemar keluar dari zona nyamannya. Bahkan, elang akan pergi menjauh dari dunianya jika ingin berganti kuku dan bulu.

Mandiri

Saat burung elang berburu, jarang dilakukan bersama kawanannya, tetapi berburu sendiri. Hal ini menandakan bahwa burung elang memiliki sifat mandiri.