Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan resmi terpilih kembali setelah memenangkan putaran kedua pemilihan Presiden, pada hari Minggu (28/05/2023). Erdogan berhasil mengungguli lawannya dengan perolehan suara sebanyak 52,16%. Sedangkan lawannya, Kemal Kilicdaroglu mendapatkan perolehan suara sebanyak 47,84%.
Kemenangan kali ini, menandai Erdogan sebagai pemimpin Turki yang sudah berjalan selama 20 tahun. Nantinya, Erdogan akan memimpin Turki selama 5 tahun kedepan.
Dilansir dari The Guardian, kondisi Turki saat ini sebenarnya sedang berada di ambang krisis ekonomi. Hal itu dibuktikan dengan terus melemahnya mata uang Turki, Lira dan inflasi yang sangat tinggi.
Bahkan sejak Desember 2021, Bank Sentral Turki telah menggelontorkan dana sekitar $177 miliar untuk menopang Lira. Selain itu, Turki juga mengalami hiperinflasi yang persentasenya mencapai 105,19% pada bulan April 2023 lalu.
Terpilihnya kembali Erdogan tentu akan berdampak pada negara-negara yang memiliki hubungan bilateral dengan Turki, termasuk Indonesia. Mengutip dari satudata Kementerian Perdagangan RI, total nilai perdagangan Turki pada bulan Maret 2023 sejumlah $612 juta.
Dengan rincian, total nilai impor sejumlah $205,9 juta dan total nilai ekspor sejumlah $406,1 juta. Angka ini terus meningkat, hingga diharapkan akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia dengan Turki surplus. Barang yang di ekspor dari Indonesia ke Turki antara lain seafood dan olahannya, kopi, teh, rempah-rempah, anyaman serta alas kaki.
Sedangkan barang yang diimpor dari Turki meliputi tembakau, karpet, boraks, dan tepung gandum. Nilai perdagangan tersebut jumlahnya selalu naik setiap tahunnya. Dari histori yang ada, dapat terlihat bahwa hubungan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Erdogan sangat baik. Hal itu tentu akan menguntungkan Indonesia.