Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Mei yang mengalami inflasi 4% yoy (year on year), lebih rendah dari bulan sebelumnya 4,33%. Inflasi bulanan sendiri mencapai 0,09% mtm (month to month) dan tingkat inflasi year to date Mei 2023 sebesar 1,10% ytd.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota, 77 kota di antaranya mengalami inflasi di mana 67 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional, dan 10 kota lainnya di bawah inflasi nasional. Sementara itu, 13 kota lain mengalami deflasi.
Di Pualu Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Sumenep dengan angka 0,66%, sementara deflasi terdalam terjadi di DKI Jakarta dengan angka -0,10%.
Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya
sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, mulai dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,27 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,54 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,48 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,03 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,52 persen.
Selain itu, ada pula kenaikan dari kelompok transportasi sebesar 10,62 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,18 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,75 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,38 persen; dan kelompok perawatan
pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,48 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen.