in

Kiat Menyimpan Jahe agar Tahan Lama

Ilustrasi jahe. Foto: Pexel.

Jahe adalah tanaman berakar serabut dengan daun yang panjang dan sempit, serta bunga yang bergerombol. Bagian dari tanaman ini yang paling sering digunakan adalah rimpangnya.

Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu kuliner dan dapat digunakan sebagai aromatik. Selain itu, rimpang jahe sudah dikenal sejak lama sebagai obat.

Dalam dunia kuliner, jahe merupakan rempah yang sudah tidak asing lagi. Fungsi utamanya adalah sebagai penyedap rasa dan menciptakan keunikan cita rasa masakan.

Jahe. Foto: Unusa.ac.id.

Jahe merupakan bumbu pelengkap masakan. Sering kali digunakan untuk memasak daging, semur, sup dan aneka masakan lainnya. Jahe juga bisa dijadikan minuman seperti susu jahe atau jahe gula merah. Selain hangat minuman jahe juga menenangkan. Minuman dengan ekstrak jahe dapat membantu menjaga kestabilan fungsi organ pencernaan serta membunuh sel-sel kanker di dalam usus besar.

Jahe juga dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-oksidan, yang membuatnya menjadi bahan yang populer dalam banyak suplemen kesehatan.

Jahe terbagi menjadi dua jenis, yakni jahe bubuk dan jahe segar. Banyak orang menggunakan jahe bubuk karena kepraktisannya. Namun, jahe segar justru yang punya banyak manfaat meskipun lebih mudah rusak dibanding jahe bubuk.

Namun, ada cara yang dapat dilakukan agar jahe segar awet dan tahan lama. Pertama, pilih jahe yang permukaan kulitnya tidak banyak bekas-bekas jamur untuk kemudian disimpan. Jahe yang bebas jamur dapat bertahan lama.

Selanjutnya, cuci jahe sampai bersih. Gunakan air mengalir agar tanah atau kotoran yang menempel cepat hilang. Ambil wadah yang ada penutupnya. Simpan jahe ke dalam wadah dan isi air hingga semua jahe terendam. Tutup wadah hingga rapat.

Simpan ke dalam kulkas. Sebaiknya rutin ganti air minimal sekali dalam tiga hari. Apabila air tidak diganti, warna kulit jahe akan berubah. Akan tetapi, bagian dalamnya tetap saja segar dan aromanya tidak hilang.