Sejak lama diketahui bahwa makanan mempengaruhi kesehatan bahkan umur panjang seseorang. Sebab, ada korelasi langsung antara kebutuhan nutrisi dengan usia dan kesehatan metabolisme tubuh.
Pada intinya, keseimbangan nutrisi yang tepat pada usia kita akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Menariknya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mendapatkan lebih sedikit asupan protein hewani bisa memberikan umur yang lebih panjang.
Mengonsumsi makanan rendah kandungan daging, telur, dan produk susu diketahui bisa memperpanjang umur seseorang, menurut dua penelitian terbaru. Satu penelitian dilakukan pada tikus dan yang kedua dilakukan pada manusia. Menurut laman Science News Explore keduanya menghasikan temuan yang sama.
Salah satu studi tersebut menemukan bahwa ada resiko kematian dini lebih tinggi pada orang paruh baya yang makan lebih banyak protein. Tetapi, kaitanya lebih condong pada protein hewani bukan protein nabati. Sebagai informasi, penelitian ini mengkaji tentang pola makan dari lebih dari 6.300 orang yang berusia 50 tahun atau lebih.
Orang-orang yang terlibat dalam penelitian juga diteliti 18 tahun lamanya. Selama waktu tersebut ditemukan bahwa mereka yang berusia kurang dari 65 tahun yang mendapatkan asupan kurang dari 10 persen kalori dari protein, memiliki resiko kematian lebih rendah karena kanker dan diabetes, dibanding yang tidak.
Sedangkan penelitian kedua melibatkan 858 tikus yang diberi makanan berbeda. Termasuk protein, lemak, dan karbohirdat. Secara umum tikus yang mengonsumsi tinggi protein mati lebih muda. Dan mereka yang mengonsumsi sedikit protein dan lebih banyak karobihdrat hidup lebih lama.
Protein memang bagain penting apalagi bagi anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Tetapi, pada orang dewasa, mereka cenderung dapat lebih banyak dari yang dibutuhkan. Kesimpulannya, penelitian ini merekomendasikan agar orang dewasa mengganti beberapa protein hewani dengan protein nabati seperti yang terkandung dalam kacang-kacangan.