Buku fiksi nyatanya bukan hanya sekadar bahan bacaan biasa. Membaca buku fiksi diketahui bisa memberikan kita kemampuan membangun hubungan sosial yang lebih baik. Hal ini karena dalam cerita fiksi kita semacam diberikan simulasi.
Cerita yang kita baca memungkinkan kita untuk seolah sedang menjalani kehidupan nyata yang kita bangun di dalam otak dengan cerita yang didasarkan dari kata-kata yang kita baca.
Membaca buku-buku fiksi juga merangsang jaringan saraf yang sama di otak seperti ketika manusia mengalami simulasi apapun. Intinya, saat membaca, ada dua jaringan otak yang aktif. Jaringan pertama adalah yang memungkinkan kita membayangkan adegan di kepala dan membayangkan ruang fisik. Sedangkan jaringan kedua memungkinkan kita untuk membayangkan karakter, kehidupan, dan kondisi mental tokoh yang kita baca.
Kedua jaringan ini memang berfungsi secara terpisah, tetapi, para peneliti mengatakan bahwa kedua jaringan memungkinkan kita memahami kondisi psikis karakter fiksi. Ini akan berdampak pada kemampuan memahami pikiran serta tindakan orang lain. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain ini kemudian dikenal sebagai Theory of Mind (ToM).
Meski ada berbagai macam genre fiksi, tetapi menurut laman Science ABC, pembaca fiksi sastra romatis menunjukkan korelasi tertinggi dalam peningkatan ToM. Intinya paparan genre fiksi ini dapat membantu memahami pikiran dan kebutuhan orang lain. Secara umum, kemampuan ini juga membuat seseorang menjadi lebih baik dalam memahami kebutuhan sosial orang lain di dunia nyata.