Fenomena iklim El Nino sudah memasuki wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dilansir dari NOAA Climate, El Nino bergerak melewati Samudera Pasifik dan mempengaruhi temperatur di sebagian wilayah di dunia.
Menurut Badan Nasional Samudera dan Atmosfer Amerika Serikat tersebut, El Nino akan berlangsung hingga September mendatang. Dampak El Nino terbesar terjadi di sebagian wilayah Amerika Selatan, Afrika, Australia, hingga Indonesia.
Di Amerika, dampak El Nino adalah intensitas hujan akan terjadi secara besar-besaran. Sedangkan di Indonesia dampaknya sebagian besar wilayahnya akan mengalami kekeringan dan berkurangnya intensitas hujan.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah menyiapkan berbagai macam cara untuk menghadapi kekeringan. Salah satunya adalah memastikan pasokan air yang cukup untuk sektor pertanian prioritas, seperti cabai dan bawang merah.
Selain itu, kementerian yang dipimpin oleh Syahrul Yasin Limpo tersebut melakukan percepatan jadwal tanam di wilayah-wilayah yang masih turun hujan, sebagaimana dikutip dari Dirjen Tanaman Pangan.
Karena jika dibiarkan, Indonesia bisa mengalami kekurangan dari sisi ekonomi terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan domestik. Selain itu, dengan adanya El Nino pemerintah harus juga menyiapkan pasokan listrik yang cukup bagi masyarakat.
Seperti yang diketahui, dampak El Nino di Indonesia akan meningkatkan suhu temperatur menjadi lebih panas.