Kafein adalah kandungan yang terdapat pada kopi, teh, matcha, dan cokelat. Setelah mengonsumsi tiga jenis minuman tersebut biasanya kita akan merasakan efek menjadi lebih segar dan tidak mengantuk. Kira-kira kenapa bisa begitu ya?
Mengutip Mayo Clinic, kafein merupakan zat stimulan yang dapat merangsang sistem saraf. Setelah menerima asupan zat tersebut, sistem saraf akan bekerja lebih aktif sehingga kita menjadi tidak ngantuk.
Efek tersebut umumnya baru bekerja setelah 30 menit mengonsumsi kafein dan akan berlangsung selama 5 sampai 6 jam. Namun, hal ini bisa bervariasi bergantung dari pola hidup serta jenis jumlah kafein yang dikonsumsi.
Kafein juga bekerja dengan menghambat aksi neurotransmitter bernama adenosin. Adenosin adalah molekul yang membantu mengatur tingkat kantuk dan tidur dalam tubuh kita.
Saat kita melakukan aktivitas sepanjang hari, kadar adenosin di otak kita meningkat. Ketika kadar adenosin mencapai ambang tertentu, otak akan mengirimkan sinyal ke tubuh kita untuk merasa mengantuk.
Kafein memiliki struktur molekul yang mirip dengan adenosin sehingga dapat menempel pada reseptor adenosin di otak. Dengan menempel pada reseptor ini, kafein mencegah adenosin berinteraksi dengan reseptor dan menghambat aktivitasnya. Hal ini mengakibatkan penurunan rasa kantuk dan menghilangkan sensasi mengantuk yang biasanya dirasakan.
Selain menghambat adenosin, kafein juga merangsang sistem saraf pusat dengan mempengaruhi produksi beberapa neurotransmitter, termasuk dopamine dan norepinefrin. Kafein dapat meningkatkan kadar dopamine yang berhubungan dengan perasaan senang dan kenikmatan. Peningkatan kadar dopamine ini dapat meningkatkan mood dan membuat kita merasa lebih bersemangat.
Kafein juga dapat meningkatkan kadar norepinefrin, yang dikenal sebagai hormon stres. Peningkatan norepinefrin dapat meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa kantuk. Hal ini sering kali mengarah pada perasaan lebih fokus dan berenergi setelah mengonsumsi kafein.