Lamborghini telah bereksperimen dengan elektrifikasi secara diam-diam sejak tahun 2014, ketika mereka meluncurkan mobil konsep hibrida Asterion. Namun, baru pada awal tahun ini perusahaan ini memperkenalkan kendaraan listrik hibrida plug-in hybrid (PHEV) produksi pertamanya, Revuelto, yang ditenagai oleh mesin V12.
Revuelto akan diikuti tahun depan dengan versi terbaru dari Huracan dan Urus, yang keduanya akan menampilkan mesin pembakaran serta port pengisian daya untuk baterainya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Lamborghini untuk secara bertahap beralih ke elektrifikasi sambil tetap menawarkan performa dan pengalaman berkendara yang mereka harapkan dari merek ini.
Melihat lebih jauh ke depan, Lamborghini berencana untuk meluncurkan kendaraan listrik sepenuhnya, Lanzador, pada tahun 2028. Ini akan diikuti setahun kemudian oleh Urus generasi kedua, yang juga akan menjadi kendaraan listrik sepenuhnya. Kendaraan-kendaraan ini akan menjadi tonggak penting bagi Lamborghini, karena akan menjadi kendaraan listrik pertama yang menggunakan lambang “banteng yang mengamuk” yang ikonik.
Langkah Lamborghini menuju elektrifikasi merupakan bagian dari tren yang lebih luas di industri otomotif, karena produsen berusaha untuk mengurangi jejak karbon dan memenuhi peraturan emisi yang semakin ketat. Namun, Lamborghini juga ingin menekankan bahwa kendaraan listriknya akan tetap menawarkan performa dan kegembiraan yang diharapkan pelanggan dari merek ini, dan akan terus mendorong batas-batas yang dimungkinkan dalam hal kecepatan, penanganan, dan desain.
Lamborghini masih belum memutuskan nasib dua supercarnya, apakah mesin pembakaran mereka akan bertahan hingga tahun 2030-an. Dalam sebuah wawancara dengan Autocar, Chairman dan CEO Stephan Winkelmann menyatakan bahwa marque eksotis asal Italia ini dapat menunggu beberapa tahun lagi untuk melihat apakah bahan bakar sintetis dapat menyelamatkan mesin pembakaran internal (ICE) atau tidak.
Industri otomotif saat ini sedang mengalami transformasi besar, dengan pergeseran ke arah kendaraan listrik (EV) dan bahan bakar alternatif. Lamborghini, sebagai merek mewah, tidak kebal terhadap tren ini, dan sedang mencari cara untuk mengurangi jejak karbonnya sambil tetap mempertahankan standar performa tinggi. Bahan bakar sintetis, atau bahan bakar elektronik, adalah salah satu solusinya, karena bahan bakar ini dapat diproduksi dari sumber yang dapat diperbarui dan memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada bahan bakar fosil tradisional.