Gula merupakan bahan yang membuat makanan atau minuman menjadi manis, sehingga nikmat untuk dikonsumsi. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa gula yang dikonsumsi berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan, termasuk meningkatkan risiko depresi. Konsumsi gula dalam jumlah besar dapat membuat seseorang rentan terhadap perubahan suasana hati yang negatif dan gejala depresi.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula yang tinggi telah dikaitkan dengan gangguan kognitif, masalah memori, dan gangguan emosional seperti kecemasan dan depresi.
Para peneliti percaya bahwa peradangan sistemik kronis, dan resistensi insulin yang gangguan yang semuanya dapat disebabkan oleh peningkatan konsumsi gula dapat berkontribusi pada dampak buruk gula terhadap kesehatan mental.
Selain itu, konsumsi gula dalam jumlah besar dapat mengganggu fungsi sumbu hipotalamus pituitari adrenal (HPA), membuat sistem regulasi stres di tubuh kita menjadi terganggu. Akibatnya, kita lebih rentan terhadap perubahan suasana hati yang negatif dan gejala depresi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi gula ekstra tertinggi memiliki risiko depresi yang jauh lebih besar, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi gula dalam batas normal.
Selain itu, konsumsi makanan dan/atau minuman tinggi gula dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan suasana hati atau depresi secara berulang.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi gula harian, terutama gula tambahan atau makanan dan minuman olahan tinggi gula. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan rekomendasi batasan asupan gula dalam sehari. Selain itu, rutin berolahraga juga dapat membantu memperbaiki mood yang buruk dan mengatasi stres.