Vertigo, sensasi berputar atau bergoyang tanpa gerakan fisik yang sebenarnya, dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi kesehatan. Rasa pusing dan ketidakseimbangan tubuh yang sering menyertai vertigo dapat menjadi tanda peringatan untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah 5 penyebab vertigo yang perlu diwaspadai beserta gejalanya:
1. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)
BPPV disebabkan oleh terlepasnya kristal kalsium karbonat dalam organ otolith di telinga bagian dalam. Kristal-kristal ini jatuh ke dalam kanal setengah lingkaran, menyebabkan sensasi berputar saat bergerak. Gejala melibatkan perasaan pusing yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit.
2. Penyakit meniere
Penyakit ini terjadi karena penumpukan cairan di telinga bagian dalam, biasanya pada usia 40-60 tahun. Meskipun penyebab pastinya tidak jelas, kemungkinan disebabkan oleh faktor seperti penyempitan pembuluh darah, infeksi virus, atau reaksi autoimun. Gejala meliputi vertigo, gangguan pendengaran, tinitus, sakit kepala, dan perubahan penglihatan.
3. Kolesteatoma
Kolesteatoma, tumor non-kanker di telinga tengah, dapat tumbuh karena infeksi berulang. Jika tumbuh di belakang gendang telinga, dapat merusak struktur tulang telinga tengah dan menyebabkan vertigo.
4. Labirintis
Gangguan ini disebabkan oleh infeksi yang mengakibatkan radang labirin telinga bagian dalam. Labirintis dapat mengakibatkan vertigo bersamaan dengan gangguan pendengaran, tinitus, sakit kepala, dan perubahan penglihatan.
5. Faktor Lainnya
Ada faktor lain yang dapat menyebabkan vertigo, seperti sakit kepala migrain, cedera kepala, operasi telinga, perilymphatic fistula, penyakit herpes zoster di sekitar telinga, otosklerosis, sifilis ataksia, stroke, penyakit serebelar atau batang otak, neuroma akustik, dan multiple sclerosis.
Gejala vertigo dapat melibatkan mual, muntah, masalah keseimbangan, telinga berdenging, sakit kepala, pusing, perasaan penuh di telinga, dan gerakan mata yang tak terkendali (nystagmus).
Mewaspadai vertigo penting, terutama jika sering kambuh atau tidak sembuh, karena bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.