Kura-kura, hewan dengan bentuk tubuh yang unik, memiliki ciri khas pada tempurungnya yang menjadi rumah dan pelindungnya dari predator. Namun, apa sebenarnya yang terdapat di dalam tempurung kura-kura?
Menurut laporan dari IFL Science, kura-kura menetas dengan tempurung yang pada awalnya bersifat lunak. Dalam beberapa hari atau minggu pertama kehidupan, tempurung ini akan mengeras. Struktur tempurung kura-kura terdiri dari beberapa lapisan, termasuk tulang, jaringan hidup, dan tulang rawan.
Salah satu fitur yang mencolok pada tempurung kura-kura adalah lapisan luar sisik yang terbuat dari keratin, sejenis protein struktural berserat kuat yang juga membentuk kuku dan rambut manusia. Meskipun kuat, tempurung kura-kura tetap peka terhadap sentuhan. Ini adalah bagian tubuh yang sangat penting bagi kura-kura, dan mereka tidak dapat dilepaskan dari tempurungnya seperti baju zirah yang dapat dipakai atau dilepas.
Meskipun tampak kokoh, tempurung kura-kura sebenarnya memiliki bobot yang tidak seberat kelihatannya. Beberapa spesies kura-kura bahkan memiliki tempurung yang sangat ringan karena memiliki struktur seperti sarang lebah. Namun, meskipun tampak ringan, tempurung ini tetap memberikan perlindungan maksimal bagi kura-kura dari berbagai ancaman.
Kubah di atas tempurung, yang dikenal sebagai karapas, memiliki lapisan dalam bertulang yang menyatu dengan tulang punggung kura-kura. Plastron, bagian datar pada “perut” kura-kura, juga bertulang dan menyatu dengan tulang rusuk dan tulang dada kura-kura. Meskipun tempurung ini memberikan perlindungan yang luar biasa, jika rusak parah, kura-kura dapat mengalami kesulitan bertahan hidup karena organ dalamnya menjadi terbuka.
Dengan demikian, tempurung kura-kura bukan hanya merupakan rumah dan pelindung, tetapi juga fitur anatomis yang unik dan penting bagi kelangsungan hidup spesies ini. Misteri di balik tempurung kura-kura terus mengundang kekaguman dan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam tentang keajaiban struktur tersebut.