in

120 Ribu Mobil Listrik Tesla Ditarik karena Pintu Bermasalah

(FILES) This file photo taken on September 11, 2020 shows a Volkswagen ID.3 electric car that is being charged in Dresden, eastern Germany. - German automobile giant Volkswagen said on March 16, 2021 it is aiming to sell a million electrified vehicles in 2021 and dominate the market by 2025, as it races to catch up with US pioneer Tesla. (Photo by JENS SCHLUETER / AFP)

Produsen mobil listrik Tesla terpaksa menarik kembali 120.000 unit kendaraan Model S dan Model Y di Amerika Serikat sebab adanya potensi masalah keamanan pada pintunya. Menurut Reuters, perusahaan menemukan bahwa ada risiko pintu terbuka jika terjadi kecelakaan, yang dapat membahayakan pengemudi dan penumpang di saat-saat kritis.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) di Amerika Serikat melaporkan bahwa Tesla telah merilis pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA) untuk model tahun 2021 dan 2023. Namun, kendaraan yang diluncurkan selama periode ini ditemukan tidak mematuhi peraturan federal tentang perlindungan benturan samping.

Selain itu, Tesla menginformasikan kepada NHTSA bahwa salah satu kendaraan uji coba mereka mengalami masalah di mana pintunya terbuka dengan sendirinya, meskipun tidak tertabrak. Kendati demikian, perusahaan belum menerima klaim garansi atau laporan cedera terkait masalah tersebut dari pelanggan mereka.

Ini bukan pertama kalinya Tesla menghadapi masalah dengan kendaraan mereka. Beberapa minggu yang lalu, perusahaan ini meluncurkan program penarikan kembali (recall) lebih dari 2 juta unit yang telah terjual di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran dari NHTSA terkait keamanan fitur otonom atau swakemudi, dan Tesla meresponsnya dengan memperbarui perangkat lunak untuk fitur-fitur tersebut.

Karena Tesla terus mendorong batas-batas teknologi kendaraan listrik, jelas bahwa masalah keselamatan akan tetap menjadi prioritas utama bagi perusahaan. Meskipun penarikan dan pembaruan perangkat lunak baru-baru ini mungkin merupakan ketidaknyamanan bagi beberapa pelanggan, pada akhirnya hal ini berfungsi untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua orang di jalan.

Pemasangan kerb di depan area tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Pihak berwenang mengambil langkah ini setelah melihat adanya beberapa kasus kecelakaan yang terjadi di area tersebut. Trotoar yang terbuat dari bahan tahan lama seperti beton ini didesain untuk memberikan pembatas fisik antara jalan raya dan area pejalan kaki. Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan pejalan kaki yang berjalan di sepanjang area tersebut.

Selain pemasangan trotoar, pihak berwenang juga melakukan investigasi menyeluruh untuk mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan. Temuan menunjukkan bahwa penyebab utama kecelakaan tersebut adalah karena pengemudi yang ugal-ugalan dan melebihi batas kecepatan. Untuk mengatasi masalah ini, pihak berwenang menerapkan beberapa langkah, termasuk pemasangan polisi tidur dan rambu lalu lintas.