Sejak dulu, banyak pendapat yang mengklaim bahwa mendengarkan musik klasik selama kehamilan dapat meningkatkan kecerdasan anak. Fenomena ini dikenal sebagai “Mozart effect,” yang pertama kali diperkenalkan melalui sebuah publikasi pada jurnal Nature pada tahun 1993.
Publikasi tersebut menyebutkan bahwa mendengarkan ”Sonata for Two Pianos in D Major” karya Mozart selama 10 menit sebelum melakukan beberapa tugas dapat meningkatkan kemampuan spasial pada subyek penelitian dewasa muda.
Meskipun demikian, dr. Liza Fitria, Sp.A, seorang Dokter Spesialis Anak dari RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, menekankan bahwa penelitian ini sebenarnya dilakukan pada 36 subyek penelitian dewasa, bukan pada anak-anak atau bayi. Seiring berjalannya waktu, berbagai studi kemudian dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara kecerdasan dan musik klasik.
Menariknya, hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak positif terhadap otak tidak hanya ditemukan pada musik klasik, tetapi juga pada jenis musik lainnya. Dr. Liza menjelaskan, “Penelitian lain menunjukkan bahwa memainkan instrumen musik memiliki dampak yang lebih besar terhadap kecerdasan dibandingkan hanya mendengarkan musik klasik.”
Ini menggugah pertanyaan soal Apakah mitos “Mozart effect” dapat dipercaya sepenuhnya? Meskipun musik klasik dapat memberikan pengaruh positif, faktor lain seperti memainkan instrumen musik dan memberikan stimulasi bahwa para orangtua dan pengasuh juga memiliki peran penting dalam perkembangan kecerdasan bayi.
Dalam konteks ini, dr. Liza menegaskan bahwa yang terutama adalah pemberian stimulasi oleh orangtua dan pengasuh untuk meningkatkan kecerdasan bayi. Meskipun musik klasik bisa menjadi salah satu bentuk stimulasi, hal ini sebaiknya tidak menjadi satu-satunya fokus. Sebagai orangtua atau calon orangtua, memberikan perhatian dan rangsangan positif kepada bayi adalah kunci utama dalam membangun potensi kecerdasannya.
Jadi, meskipun terdapat mitos yang menyatakan bahwa musik klasik membuat bayi lebih pintar, sains menunjukkan bahwa faktor-faktor lain seperti interaksi orangtua dan jenis stimulasi yang diberikan memiliki peran yang tak kalah penting dalam membentuk kecerdasan anak.