in

Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia Walaupun Berbeda Spesies?

Ilustrasi Gajah. Foto: Freepik

Pernahkah Anda membayangkan apakah gajah Afrika dan gajah Asia dapat kawin dan melahirkan keturunan? Meski mungkin terdengar tidak mungkin, namun ternyata peristiwa ini pernah terjadi, walaupun tidak di alam liar.

Kisah ini melibatkan persilangan antara gajah Afrika jantan bernama Jumbolino dan gajah Asia betina bernama Sheba. Keduanya adalah wakil dari spesies yang berbeda baik dalam hal ukuran maupun ciri fisik. Mereka melahirkan Motty, satu-satunya gajah persilangan yang pernah ada di dunia.

Motty, lahir pada 11 Juli 1978 di Kebun Binatang Chester di Inggris, diambil nama dari pendiri kebun binatang tersebut, George Mottershead. Namun, sayangnya, Motty tidak dapat hidup lama. Hanya dalam dua minggu setelah kelahirannya, Motty meninggal secara tidak terduga. Hal ini membuatnya diakui oleh Guinness World Records sebagai ‘gajah paling langka di dunia’.

Tentunya, pertanyaan muncul, bagaimana persilangan antara kedua spesies ini bisa terjadi? Meskipun pada dasarnya tidak mungkin mereka berkawin di alam liar karena jarak geografis dan perbedaan generik, di dalam lingkungan manusia, Motty menjadi bukti bahwa itu mungkin.

Gajah Afrika dan Gajah Asia memiliki perbedaan fisik yang mencolok, termasuk ukuran tubuh dan bentuk telinga. Gajah Afrika cenderung lebih besar dengan telinga yang lebih besar dan kulit yang lebih keriput, sedangkan Gajah Asia lebih kecil dengan telinga yang lebih kecil.

Motty, sebagai hasil persilangan, menunjukkan ciri-ciri keduanya. Meskipun memiliki kepala dan telinga yang lebih besar mirip gajah Afrika, Motty memiliki lima kuku di kaki dan empat di belakang, ciri khas gajah Asia.

Meski awalnya banyak keraguan, sampel jaringan dari Motty membuktikan bahwa ia benar-benar hasil kawin silang antara Gajah Afrika dan Gajah Asia. Dengan hanya ada satu gajah pejantan, Jumbolino, di kandang bersama, kejadian ini menjadi semakin luar biasa.

Sayangnya, kehidupan Motty tidak berjalan lancar. Lahir prematur dan memerlukan perawatan intensif, ia mengalami masalah kesehatan serius, termasuk enterokolitis nekrotikans yang menyebabkan kematiannya setelah hanya 10 hari.

Meskipun Motty tidak dapat hidup lama, namun ia tetap menjadi bukti nyata bahwa persilangan antarspesies dalam dunia hewan bisa terjadi, bahkan di luar batas kemungkinan alam liar.