Kabar tentang bangkrutnya sebuah toko emas di Pemalang, Jawa Tengah, belum lama ini telah menjadi viral dan mengecewakan banyak warga setempat. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait risiko kerugian saat menjual perhiasan emas ke toko lain, terutama dengan adanya kemungkinan penurunan drastis harga jual.
Masyarakat perlu menyadari bahwa kadar kemurnian perhiasan emas tidak mencapai 99,9%, karena terdapat campuran logam lain seperti perak, palladium, dan sebagainya. Oleh karena itu, penawaran harga rendah saat menjual perhiasan emas mungkin terjadi, dan untuk mengantisipasi hal ini, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kenali kadar emas di perhiasan Anda
Kadar emas adalah faktor penting yang memengaruhi nilai perhiasan. Emas murni memiliki kadar 24 karat. Melacak kode yang tertera di perhiasan dapat membantu mengetahui kadar emasnya. Sebagai contoh, jika Anda menemukan angka 700, maka kadar emasnya mencapai 70% atau setara dengan 17 karat.
2. Ketahui berat emas di perhiasan Anda
Berat emas juga menjadi faktor penentu harga jual kembali perhiasan. Meskipun bahan baku perhiasan umumnya terbuat dari emas murni, berat emas murni tersebut bisa bervariasi. Perlu diingat bahwa berat emas dihitung secara terpisah dari berat bahan lain yang digunakan dalam perhiasan.
3. Gunakan referensi harga buyback di Antam atau Pegadaian
Sebagai panduan, Anda dapat menggunakan harga pasaran emas dari Antam atau Pegadaian untuk menentukan harga jual perhiasan Anda. Hal ini penting karena setiap perhiasan memiliki kadar emas dan berat yang berbeda. Dengan merujuk pada harga buyback di lembaga-lembaga tersebut, Anda dapat memiliki gambaran yang lebih jelas tentang nilai sesungguhnya dari perhiasan yang Anda miliki.
Dengan memahami faktor-faktor ini, diharapkan masyarakat dapat menjual perhiasan emasnya dengan lebih bijak dan menghindari risiko kerugian yang tidak diinginkan. Selalu pastikan untuk melakukan riset dan konsultasi sebelum mengambil keputusan dalam menjual perhiasan berharga Anda.