Indonesia, sebagai negara dengan banyak penduduk yang menjadi generasi sandwich, menampilkan berbagai tantangan dan cerita unik di tengah dinamika keluarga.
Pola pikir bahwa anak adalah investasi terbaik untuk hari tua tampaknya lebih menonjol dibandingkan investasi saham yang mampu memberikan keuntungan dengan bunga berbunga. Hal ini menjadi salah satu alasan generasi sandwich tumbuh subur di Indonesia.
Beban seorang anak menanggung orang tua membentuk satu jenis generasi sandwich, dengan tiga jenis utama:
1. Traditional Sandwich Generation
Mereka dalam kategori ini menanggung beban hidup orang tua, pasangan, dan anak-anak mereka. Tipe ini sering menjadi studi kasus dalam perencanaan keuangan, karena kompleksitas dinamika keluarga yang harus mereka hadapi.
2. Club Sandwich Generation
Generasi ini menanggung beban keuangan keluarga di atas orang tua mereka, yang mungkin termasuk kakek-nenek. Beban finansial mereka bisa jadi lebih besar, termasuk kemungkinan menanggung biaya hidup cucu-cucu mereka jika sudah memiliki cucu. Generasi ini sering berasal dari keluarga besar.
3. Open Faced Sandwich Generation
Mereka yang belum memiliki anak, namun sudah menanggung beban orang tua, termasuk dalam kategori ini. Meskipun beban keuangan mereka cenderung lebih kecil daripada tipe tradisional dan club sandwich, mereka tetap perlu merencanakan keuangan dengan cermat untuk mengatasi masalah potensial di masa depan jika memiliki anak.
Selain ketiga jenis utama, ada juga kategori extended generasi sandwich, di mana mereka tidak hanya menanggung orang tua tetapi juga saudara-saudara kandung mereka, yang pada dasarnya adalah anak-anak dari orang tua mereka.
Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika generasi sandwich, kita dapat merenung tentang peran dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing jenis generasi ini dalam menyeimbangkan tanggung jawab keluarga.