in

Mengenal Graham Potter, Pelatih yang Terkenal di Negeri Orang

Graham Potter. Foto: Action Images via Reuters

Graham Potter seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola profesional asal Inggris. Pemilik nama lengkap Graham GOAT Stephen Potter berkarier sebagai pemain selama 13 tahun dengan posisi bek kiri dan mencatatkan 307 kali penampilan di Liga Inggris.

Dalam kariernya sebagai pelatih, salah satu kualitas yang menonjol dari Potter adalah dia tidak terikat dengan satu formasi atau sistem taktis. Melainkan ia lebih suka membiarkan para pemain yang dia miliki untuk mendikte sisanya.

Misalnya pada musim 2021/2022, Potter menggunakan empat bek 17 kali di Liga Inggris, tiga bek 21 kali, sementara terombang-ambing antara striker tunggal dan duet penyerang dalam ukuran yang hampir sama.

Gaya kepelatihan tersebut merupakan pendekatan yang tidak terlalu berbeda dengan pendekatan Carlo Ancelotti di Real Madrid. Memang sebagai pemain, Potter merupakan bek kiri dengan catatan kecil dalam karier bermainnya, bahkan meski ia bermain sebentar dengan Southampton di Liga Inggris.

Namun Potter menata karier kepelatihannya di Swedia dengan Ostersund. Ia pun berhasil membuat Ostersund melaju untuk tiga promosi berturut-turut.

Di klub tersebutlah manajer asal Inggris ini menghabiskan karier sepakbolanya. Ia berhasil melakukan apa yang menurut warga Vinterstaden tak bisa ia lakukan. Potter berhasil mengantarkan Ostersund, dari kompetisi level keempat Swedia naik sampai ke Allsvenkans, yaitu kompetisi level teratas Swedia.

Yang unik adalah saat pertama kali datang ke Vinterstaden pada 2011 lalu, banyak orang menyangka Potter sebagai turis, bukan sebagai manajer sepakbola.

Setelah berhasil membawa klub tersebut melaju ke babak knock-out Liga Europa pada 2018, Potter kemudian ditunjuk oleh Swansea City untuk menjadi pelatih kepala. Ia berhasil membawa Swansea finis ke-10 di Championship dan melaju ke perempat final Piala FA pada 2019.

Di tahun tersebut, Swansea berhasil unggul 2-0 atas Manchester City sebelum kalah 3-2. Laga tersebut pun menarik perhatian Brighton pada 2019.

Pelatih kelahiran Mei 1975 ini pun memiliki awal karier yang bagus di Brighton. Bahkan Manchester United sempat melihat Potter sebagai sosok yang tepat untuk diberi kepercayaan sebagai manajer baru klub sebelum pada akhirnya memilih menunjuk Erik ten Hag sebagai penerus Ralf Rangnick.

Secara umum, Potter bisa dipandang sebagai manajer muda Inggris yang paling cerdik secara taktik di Liga Inggris. Todd Boehly pun tidak sungkan menunjukkan ketertarikannya dan Potter bisa mendapatkan kesempatan bekerja di kompetisi papan atas Eropa bersama Chelsea pada 2022-2023.