in

Perjuangan Pebalap F1 Mempertahankan Berat Badan Optimal

Ilustrasi. Foto: Formula 1 (Instagram)

Berat badan bukanlah sekedar penampilan bagi para pebalap Formula 1. Bobot tubuh menjadi faktor krusial yang mempengaruhi kecepatan mereka di lintasan balap. Hal ini terungkap ketika juara dunia tujuh kali F1, Lewis Hamilton, mengalami kenaikan berat badan setelah liburan musim panas.

“Saya makan begitu banyak,” ungkap Hamilton. Berat badan saya seharusnya sekitar 73,74 kilogram, namun saat ini hampir mencapai 77 kilogram.

Untuk menjaga berat badannya dalam kondisi ideal, Hamilton harus menjalani diet ekstrem selama lima hari mendekati pertandingan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bobot tubuh untuk memaksimalkan performa di lintasan.

Berat badan yang optimal menjadi kunci kecepatan bagi pebalap F1. Dengan perlengkapan seperti helm dan pakaian yang bisa mencapai 6-7 kilogram, pebalap minimal harus memiliki berat badan 79 kilogram. Namun, untuk meningkatkan kecepatan, disarankan agar berat badan tetap di bawah 73 kilogram. Kegemukan sedikit saja dapat mempengaruhi kecepatan di lintasan secara signifikan.

Lewis Hamilton pernah menyatakan, “Sepuluh kilo bahan bakar di dalam mobil menghabiskan tiga persepuluh detik setiap sirkuit, per putaran. Jadi jika saya kelebihan berat badan satu kilo, saya bisa turun hingga dua detik dalam jarak Balapan

Para pebalap, seperti Daniel Ricciardo dari Scuderia AlphaTauri, menjalani latihan fisik intensif untuk mempertahankan kondisi tubuh mereka. Ricciardo mengungkapkan bahwa dia berlatih enam hari seminggu dengan campuran latihan kardio dan kekuatan.

Patrick Harding, pelatih fisik Alex Albon dari Williams Racing, menjelaskan bahwa persiapan fisik biasanya memakan waktu dua bulan pada musim off. Ini menunjukkan dedikasi tinggi para pebalap untuk menjaga kebugaran tubuh mereka.

Pentingnya latihan fisik terlihat dari rutinitas pebalap, seperti Hamilton yang menjalani cryotherapy, biliran, fisioterapi, akupuntur, dan sauna. Khususnya, kekuatan otot leher menjadi fokus utama karena G-force yang dialami saat berbelok, mengerem, dan berakselerasi di lintasan.

Kevin Magnussen dari Haas menyatakan betapa pentingnya persiapan yang memadai. “Setelah dua balapan pertama, saya hampir tidak mampu mengangkat kepala,” ungkapnya, menegaskan dampak tidak adanya persiapan pada kondisi fisik.

G-force juga berpengaruh pada pernapasan pebalap, seperti diungkapkan oleh Pierre Gasly dari Alpine. Latihan ketahanan dan kardio menjadi bagian rutin mereka untuk memastikan jantung dan paru-paru bekerja efisien di bawah tekanan G-force yang tinggi.

Dengan menjaga berat badan, latihan fisik, dan ketahanan tubuh, pebalap F1 memastikan bahwa mereka siap menjalani tantangan balap dan memperebutkan kemenangan dengan performa optimal.