Davide Brivio, seorang tokoh di dunia balap motor, telah mencatatkan namanya dalam sejarah MotoGP dengan membawa Joan Mir meraih gelar juara pada tahun 2020. Kemenangan ini tidak hanya menjadi pencapaian gemilang bagi Mir, tetapi juga menandai kesuksesan Suzuki yang sejak tahun 2000 tidak pernah merasakan juara kelas premier sebelumnya. Dalam perjalanan panjangnya, Brivio pernah bekerja sama dengan legenda balap motor, Valentino Rossi, bersama Yamaha, dan kini, dia mendapuk Joan Mir sebagai bintang masa depan Suzuki.
Sebelum mencapai puncak suksesnya bersama Suzuki, Brivio telah melalui sejumlah pengalaman penting di dunia balap motor. Awalnya, dia memulai karier balapnya pada tahun 1990-an bersama Yamaha, diangkat menjadi manajer tim Superbike Yamaha. Kemudian, pada tahun 2000, dia naik jabatan menjadi manajer Yamaha pada kelas MotoGP. Pada tahun 2004, keputusan besar dibuat ketika Brivio berhasil membawa Valentino Rossi, yang saat itu bersama tim Honda, bergabung dengan tim Yamaha.
Kerjasama Brivio dan Rossi membawa hasil yang luar biasa. Rossi meraih gelar juara dunia kelas premier pada tahun 2004 di bawah bendera Yamaha, dan kesuksesan ini berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. The Doctor, julukan Rossi, kembali meraih gelar juara dunia di bawah kepemimpinan Brivio. Namun, pada tahun 2010, hubungan antara Brivio dan Yamaha berakhir, dan dia memutuskan untuk mengambil jeda sebelum akhirnya bergabung dengan tim Suzuki pada tahun 2013.
Prestasi terbaru Brivio bersama Suzuki membuka lembaran baru dalam sejarah tim tersebut. Joan Mir, yang merupakan pembalap muda berbakat, menjadi perpanjangan tangan dari visi dan manajemen Brivio. Namun, meskipun sukses bersama Joan Mir, Brivio menghadapi tantangan berat, yaitu membandingkan dua era berbeda dalam karier balapnya – era Valentino Rossi dan era Joan Mir.
“Membandingkan Valentino dan Joan Mir tidaklah mudah. Saat saya mulai bekerja dengan Vale, dia sudah jadi juara dunia lima kali,” ungkap Brivio dikutip melalui Kompas.com, saat mencoba menyampaikan kesulitan dalam menilai dua pebalap yang berada pada tahap karier yang berbeda.
Rossi, pada saat Brivio bekerja dengannya, sudah merupakan sosok yang sangat berpengalaman dan matang dalam balap motor. Di sisi lain, Joan Mir baru saja memulai debutnya di MotoGP pada tahun sebelumnya.
Prestasi Joan Mir yang mengejutkan pada tahun 2020 menjadi sorotan Brivio.
“Sudah tak bisa diragukan lagi bahwa Joan punya semangat tinggi, contohnya pada Sabtu di sesi FP3,” ucapnya kala itu,
Brivio menyoroti penampilan Mir yang gigih meskipun berada di luar 10 besar pada kondisi trek yang sulit. Mir tetap menunjukkan motivasinya yang tinggi, dan Brivio yakin bahwa ini hanya awal dari potensi besar yang dimiliki oleh pembalap muda tersebut.
Namun, Brivio tidak menutup mata terhadap kenyataan bahwa Joan Mir masih dalam tahap pengembangan.
“Kita masih harus lihat masa depan. Mungkin Joan butuh dua, tiga, atau empat tahun untuk sampai benar-benar dewasa, benar-benar lengkap sebagai pebalap,” tegasnya.
Brivio menegaskan bahwa meski Mir telah mencapai gelar juara dunia, masih ada ruang untuk pertumbuhan dan pematangan sebagai seorang pembalap.
Bagi Brivio, membandingkan dua pebalap hebat seperti Valentino Rossi dan Joan Mir adalah seperti membandingkan dua generasi yang berbeda. Rossi telah mencetak sejarahnya sendiri dalam dunia balap motor, menjadi salah satu pembalap tersukses sepanjang masa. Di sisi lain, Joan Mir baru saja mengawali perjalanan kariernya dan memiliki potensi besar untuk menorehkan prestasi yang sama.
Sebagai seorang manajer yang telah merasakan sukses bersama dua pebalap berbeda, Brivio memberikan perspektif unik terkait perkembangan dan tantangan dalam dunia balap motor.
“Akan tetapi, jika ini hanya awalnya, tentu dia (Joan Mir) dalam situasi yang baik,” ujar Brivio dengan penuh keyakinan, memberikan harapan untuk masa depan yang cerah bagi Suzuki dan pembalap muda mereka, Joan Mir.