in

Setiap tahunnya, Biaya Tim MotoGP Tembus Rp 1,1 Triliun

Ilustrasi. Foto: Yamahamotogp (Instagram)

Balapan MotoGP, kejuaraan puncak di dunia balap motor, bukan sekadar ajang adu cepat. Di balik deru mesin dan tikungan berbahaya, terselip sebuah kisah yang jarang terungkap – mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk menjadi peserta dalam pesta otomotif bergengsi ini.

Setiap tahun, satu tim balap MotoGP rela menggelontorkan dana hingga Rp 1,1 triliun, sebuah investasi fantastis yang mencakup berbagai aspek mulai dari eksposur global, prestise, hingga meningkatkan brand awareness.

Hubert Trunkenpolz, anggota dewan KTM, dengan tegas mengungkapkan besarnya biaya yang diperlukan dalam setiap musim balapan. Ia menyebut MotoGP sebagai panggung yang melampaui gelaran balap motor lainnya, menciptakan kebutuhan akan anggaran yang luar biasa tinggi baik bagi penyelenggara maupun tim-tim peserta.

“Satu tim MotoGP bisa mengeluarkan uang hingga Rp 1 triliun setiap musimnya,” ungkap Trunkenpolz.

Prestise MotoGP memang sulit diukur dengan angka, tetapi keberadaan panggung ini membawa dampak luar biasa terutama dalam hal eksposur. KTM, meskipun memiliki prestasi yang cukup gemilang di kelas Moto3 dan Moto2, menyadari bahwa kedua kelas tersebut kurang mendapatkan perhatian yang diinginkan, terutama di pasar Asia. Oleh karena itu, KTM memutuskan untuk kembali ke panggung MotoGP sejak 2017.

“Di pasar yang berkembang seperti Asia, kesuksesan kami di Moto3 tidak menarik perhatian. Semua orang hanya membicarakan MotoGP,” kata Trunkenpolz seperti yang dikutip dari Speedweek.

Ini mencerminkan fenomena di mana MotoGP bukan sekadar sebuah ajang balap, tetapi juga sebuah pertunjukan yang diikuti oleh jutaan mata yang ingin menyaksikan aksi-aksi hebat di lintasan.

Ilustrasi. Foto: Alexrins (Instagram)

Stefan Pierer, CEO KTM, turut memberikan gambaran tentang seberapa besar pengeluaran yang diperlukan untuk berkompetisi di kelas MotoGP.

“Tentu saja proyek seperti itu membutuhkan anggaran. Kita berbicara (biaya) kotor (per musim) sekitar 70 juta euro untuk kelas MotoGP,” ungkap Pierer. Angka menakjubkan tersebut setara dengan Rp 1,152 triliun, sebuah jumlah yang bisa membuat kepala kita terdengar berputar.

Meski mahal, Trunkenpolz menyatakan bahwa bagi KTM, investasi ini layak untuk dilakukan. Alasannya bukan hanya terletak pada gengsi atau prestise, tetapi lebih pada strategi bisnis untuk meningkatkan kesadaran merek di pasar Asia.

“Jika kita berada di tiga teratas di kelas utama, maka efektivitas periklanan sesuai dengan kelipatan investasi. Kesadaran merek sangat bermanfaat bagi kami. Akibatnya, merek KTM dirasakan jauh lebih kuat,” tambah Trunkenpolz.

Menggali lebih dalam, biaya tersebut bukan hanya untuk merakit sepeda motor yang mampu melibas lintasan dengan kecepatan tinggi. Anggaran tersebut juga meliputi biaya waktu operasional, pengembangan teknologi, gaji pembalap dan staf, hingga logistik untuk mengikuti setiap seri balapan yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Pierer menekankan bahwa ini adalah proyek besar yang tidak hanya menghibur para penggemar balap motor, tetapi juga melibatkan sejumlah besar tenaga kerja yang memiliki keahlian di berbagai bidang. “Tidak hanya mesin, tetapi juga teknologi di baliknya. Ini melibatkan begitu banyak orang, mulai dari insinyur hingga mekanik, semuanya berkontribusi untuk menciptakan performa terbaik,” jelas Pierer.

Biaya yang tinggi juga memberikan dampak positif pada industri otomotif secara keseluruhan. Keterlibatan dalam MotoGP memungkinkan produsen sepeda motor untuk menguji dan mengembangkan teknologi canggih yang nantinya dapat diaplikasikan pada sepeda motor produksi massal. Inovasi-inovasi ini kemudian dapat diterapkan pada sepeda motor konsumen, menciptakan kemajuan teknologi yang memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik.

MotoGP tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga laboratorium pengembangan teknologi yang merangsang pertumbuhan industri otomotif secara global. Melalui kegigihan dan dedikasi tim-tim MotoGP, kita seringkali melihat teknologi yang pertama kali diperkenalkan di balap balap sebelum kemudian diadopsi oleh sepeda motor produksi.

Selain berdampak positif pada industri, keberadaan tim MotoGP juga menjadi daya tarik besar bagi para sponsor. Logo-logo perusahaan terkemuka yang ditayangkan di balap motor, menciptakan eksposur global yang sulit dicapai melalui saluran pemasaran konvensional. Para sponsor tidak hanya mendukung finansial, tetapi juga menjadi bagian dari narasi kesuksesan dan persaingan sengit di dunia balap motor.

Namun, meski investasi ini memberikan hasil positif dalam hal eksposur dan kesadaran merek, tidak dapat diabaikan bahwa persaingan di dunia MotoGP sangat ketat. Hanya tim-tim dengan performa terbaik yang dapat memetik manfaat penuh dari investasi besar ini. Prestasi dalam perjalanan menjadi kunci utama untuk membangun citra positif, memikat penggemar, dan menjalin kemitraan yang berkelanjutan dengan sponsor.

Selain itu, tren perubahan regulasi dan kebijakan juga dapat berdampak pada strategi tim MotoGP. Perubahan aturan teknis, batasan biaya, dan penyesuaian kelas motor merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi waktu strategi investasi. Oleh karena itu, tim-tim MotoGP tidak hanya harus unggul dalam lintasan, tetapi juga cerdas dalam mengelola sumber daya dan menanggapi dinamika lingkungan balap yang selalu berubah.

Dengan perubahan yang terus-menerus di dunia balap motor, setiap musim MotoGP menjadi panggung epik di mana inovasi, ketangguhan, dan persaingan sengit bergengsi. Jutaan mata mengamati lintasan, menyaksikan sepeda motor dengan kecepatan kilat bersaing untuk mendapatkan posisi terdepan.

Di balik gemerlapnya sorot lampu dan meriahnya sorak penonton, terpapar pula gambaran sebuah investasi besar yang mendalam, sebuah perjuangan yang membentuk wajah balap motor menjadi lebih dari sekadar ajang kompetisi – tetapi sebuah panggung besar yang memancarkan kilau gemilang otomotif.