Hidup dalam kesibukan modern seringkali membuat kita terjebak dalam kebiasaan melewatkan waktu makan, entah itu sarapan, makan siang, atau makan malam. Namun, sebuah studi terbaru yang dikutip dari Science Alert pada Sabtu (14/1/2023) mengungkapkan bahwa kebiasaan ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan tubuh.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi temuan studi ini yang melibatkan 24.011 orang dewasa di Amerika Serikat, berusia di atas 40 tahun, yang hanya makan satu kali sehari.
Dampak tidak makan tiga kali sehari
Studi ini menyoroti bahwa melewatkan salah satu dari tiga waktu makan dalam sehari dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, mereka yang hanya makan satu kali sehari dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi secara umum.
Melewatkan sarapan, misalnya, memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular yang lebih besar. Di sisi lain, melewatkan makan siang atau makan malam terkait dengan risiko kematian dari semua penyebab yang lebih tinggi, termasuk peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini juga membahas bahwa bahkan bagi mereka yang makan tiga kali sehari, jika dilakukan dalam waktu yang terlalu berdekatan, dapat meningkatkan risiko kematian untuk semua penyebab. Yangbo Sun, seorang ahli epidemiologi dari University of Tennessee, merekomendasikan untuk makan setidaknya dua hingga tiga kali sehari dengan jeda waktu yang panjang dalam sehari.
Hasil studi tentang orang yang melewatkan makan
Terdapat fakta menarik bahwa sekitar 30 persen peserta studi secara teratur makan kurang dari tiga kali sehari. Analisis data menunjukkan bahwa orang yang melewatkan waktu makan ini cenderung lebih muda, pria kulit hitam non-Hispanik, dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan pendapatan keluarga yang lebih rendah. Selain itu, kebiasaan melewatkan makan juga umum di antara perokok berat, konsumen alkohol berlebihan, dan mereka yang mengonsumsi makanan bergizi lebih sedikit.
Namun, perlu dicatat bahwa studi ini tidak dapat dengan pasti menyimpulkan bahwa melewatkan makan menyebabkan kematian dini. Hanya saja, temuan ini memberikan dasar yang cukup kuat untuk penelitian lebih lanjut. Para peneliti telah memperhitungkan berbagai faktor pola makan dan gaya hidup, termasuk merokok, konsumsi alkohol, asupan energi, kualitas diet, hingga kerawanan makanan.
Rekomendasi ahli epidemiologi
Dalam konteks ini, ahli epidemiologi Wei Bao dari University of Iowa menyatakan bahwa temuan ini, meskipun didasarkan pada pengamatan dari data publik, masuk akal secara metabolik. Dia menekankan bahwa rekomendasi yang muncul dari studi ini adalah untuk menjaga kebiasaan makan yang sehat dengan makan setidaknya dua hingga tiga kali sehari, dengan jeda waktu yang cukup panjang antara makanan.
Data statistik dan kebiasaan makan di Amerika Serikat
Data statistik terbaru menunjukkan bahwa sekitar 59 persen pria dan 63 persen wanita di Amerika Serikat masih menerapkan kebiasaan makan tiga kali sehari. Ini mencerminkan sebagian besar populasi yang mungkin membahayakan diri mereka sendiri dengan melewatkan sarapan, makan siang, dan makan malam.
Pentingnya menjaga pola makan sehat
Studi tentang dampak melewatkan makan dalam sehari ini, yang telah dipublikasikan di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, memberikan peringatan serius tentang pentingnya menjaga pola makan yang sehat demi kesejahteraan jangka panjang. Kita diajarkan bahwa keseimbangan dan keberagaman dalam asupan makanan harian sangat krusial untuk menjaga tubuh dan kesehatan kita.
Dengan memahami risiko kesehatan yang mungkin timbul akibat kebiasaan melewatkan makan, kita dapat lebih memotivasi diri untuk menjaga keseimbangan pola makan sehari-hari. Ini bukan hanya tentang mencapai tubuh yang ideal, tetapi juga tentang memberikan dukungan optimal bagi tubuh kita agar tetap berfungsi dengan baik dalam menghadapi tuntutan harian. Jadi, mari kita ciptakan kebiasaan makan yang seimbang dan menyehatkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran kita.