in

Supaya Lebih Sehat, Ketahui Cara Tepat Membuat Gorengan

Ilustrasi Menggoreng Makanan (Freepik)

Gorengan adalah camilan yang sangat populer. Sayangnya, seringkali dianggap kurang sehat karena proses penggorengannya yang menggunakan minyak dalam jumlah besar.

Gorengan cenderung memiliki tekstur yang gurih di luar dan lembut di dalam. Proses penggorengan memberikan makanan lapisan luar yang renyah dan berwarna keemasan, sementara menjaga kelembutan dan kelembaban makanan di dalamnya. Rasa ini sering kali menjadi kepuasan tersendiri bagi banyak orang.

Meski sering dianggap sebagai makanan tidak sehat, kamu bisa membuat sendiri gorengan dengan versi yang lebih sehat. Berikut beberapa cara membuat gorengan yang tepat:

Gunakan minyak yang tepat

Ilustrasi minyak zaitun (Foto: Pixabay/Pixabay)

Pilih minyak goreng yang lebih sehat seperti minyak zaitun dan minyak kelapa. Hindari minyak goreng yang mengandung lemak trans atau lemak jenuh tinggi.

Minyak zaitun mengandung antioksidan seperti polifenol dan vitamin E, yang dapat membantu melawan radikal bebas dan peradangan dalam tubuh. Antioksidan ini dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.

Sementara itu, minyak kelapa juga mengandung antioksidan seperti asam laurat, yang memiliki efek antimikroba dan antiinflamasi.

Minyak goreng yang mengandung lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan arteri (aterosklerosis) dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Potong ukuran yang sesuai

Potong bahan yang akan digoreng dalam ukuran yang lebih kecil. Semakin kecil ukurannya, semakin sedikit minyak yang akan diserap oleh bahan tersebut.

Sebaliknya, makanan yang dipotong dengan ukuran besar akan lebih banyak menyerap minyak. Sementara itu, makanan yang mengandung banyak minyak, terutama minyak yang tinggi lemak jenuh atau lemak trans, tidak baik untuk kesehatan.

Perhatikan suhu minyak

Pastikan minyak sudah cukup panas sebelum kamu mulai menggoreng. Jika minyak terlalu dingin, bahan akan menyerap lebih banyak minyak. Namun, hindari juga minyak terlalu panas karena dapat meningkatkan risiko pembentukan senyawa berbahaya saat digoreng pada suhu tinggi.

Pemanasan minyak dalam suhu tinggi selama proses menggoreng dapat menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya seperti aldehida, asam lemak trans, dan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAHs). Senyawa-senyawa ini dapat meningkatkan risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Gunakan teknik penggorengan yang tepat

Teknik penggorengan seperti menggoreng dengan cara deep frying (celup total) atau shallow frying (celup sebagian) dapat mempengaruhi jumlah minyak yang diserap oleh bahan. Pilih teknik yang sesuai dengan jenis bahan yang kamu goreng.

Makanan yang digoreng dengan teknik deep frying cenderung menyerap banyak minyak. Hal ini dapat menyebabkan makanan mengandung kalori yang tinggi. Konsumsi makanan berkalori tinggi secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

Perhatikan waktu penggorengan

Jangan biarkan bahan terlalu lama di dalam minyak panas. Gorenglah bahan hanya sampai berwarna keemasan dan matang sempurna, kemudian angkat dan tiriskan dengan baik.

Pemanasan yang berlebihan dapat merusak struktur makanan, terutama jika makanan tersebut terbuat dari karbohidrat kompleks seperti tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan penurunan indeks glikemik makanan yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Menggoreng makanan terlalu lama juga dapat menyebabkan penyerapan minyak yang berlebihan oleh makanan yang tentunya tidak baik untuk kesehatan.

Pastikan kamu meniriskan gorengan dengan baik setelah mengangkatnya dari minyak panas. Gunakan kertas minyak atau tisu dapur untuk menyerap sisa minyak yang menempel pada permukaan gorengan.

Hindari garam berlebih

Kurangi penggunaan garam berlebih dalam bahan gorenganmu. Terlalu banyak garam tidak hanya dapat meningkatkan risiko hipertensi, tetapi juga membuatmu lebih haus dan cenderung mengonsumsi minuman berkalori tinggi.