Masakan Selandia Baru ditentukan oleh bahan-bahan segar dan beragam yang dipanen dari darat dan laut. Dunia kuliner Selandia Baru dicirikan oleh bahan-bahan segar yang bersumber secara lokal, dan cita rasa dari berbagai tradisi kuliner. Berikut adalah deretan makanan tradisional Selandia Baru yang memiliki cita rasa sempurna.
Hāngī
Hāngī adalah metode tradisional Maori memasak makanan di bawah tanah menggunakan batu yang dipanaskan. Makanan ini sering kali mencakup daging seperti domba, sapi, dan ayam, serta sayuran seperti kūmara (ubi jalar yang dibawa ke Selandia Baru oleh pemukim awal Māori).
Domba Selandia Baru
Domba Selandia Baru (opens in new window) sangat dihormati di seluruh dunia dan merupakan salah satu daging ekspor utama negara ini. Paling enak dinikmati dengan rasa rosemary dan disajikan bersama banyak sayuran panggang musiman, domba panggang adalah pilihan terbaik.
Negara ini memiliki kondisi terbaik di dunia untuk beternak domba, dengan padang rumput yang subur dan iklim sedang. Kebanyakan domba Selandia Baru diberi makan rumput, sehingga menambah rasa dan kelembutannya.
Pāua
Pāua, juga dikenal sebagai abalon, adalah siput laut dengan cangkang berwarna-warni yang mencolok. Cangkangnya sering digunakan dalam seni dan perhiasan tradisional Māori karena keindahannya.
Daging Pāua dianggap sebagai makanan lezat, rasanya sedikit asin dan teksturnya lembut hampir seperti agar-agar. Pāua dapat diiris tipis dan dinikmati mentah sebagai sashimi atau dibakar ringan, mirip dengan kerang.
Kūmara
Terdapat konsensus mengenai asal usul kumara di Selandia Baru – banyak yang menyatakan bahwa pemukim Polinesia pertama yang memperkenalkannya sekitar abad ke-13, membawanya dari Amerika Selatan dan membuktikan adanya kontak bersejarah antara dua benua yang berjauhan tersebut.
Penelitian modern menunjukkan ada kemungkinan kumara menyebar melintasi Pasifik tanpa campur tangan manusia, namun faktanya tetap bahwa kumara telah menjadi makanan pokok di Selandia Baru selama berabad-abad.
Crayfish
Udang karang, atau “kōura” dalam bahasa Māori, adalah makanan khas Selandia Baru. Sebagai bukti gaya hidup pesisir di Selandia Baru, udang karang sering ditangkap oleh para penyelam hobi dan disajikan dengan sedikit mentega bawang putih atau sedikit jus lemon.
Yang paling terkenal adalah Nin’s Bin, yang dioperasikan oleh keluarga lokal yang telah menjual udang karang di sana sejak tahun 1977.
Whitebait
Ikan teri adalah makanan tradisional Māori. Ikan teri, atau inanga dalam bahasa Māori, adalah ikan belum dewasa yang berkelana berkelompok di hulu sungai di Selandia Baru. Empat dari lima spesies ikan teri terancam punah.
Artinya, ‘kelezatan’ lokal ini sebenarnya terbuat dari ikan-ikan yang terancam punah. Ikan teri mempunyai risiko kepunahan yang sangat tinggi sehingga beberapa perkiraan mengatakan mereka bisa punah sepenuhnya pada tahun 2034.
Green-lipped mussels
Kerang berbibir hijau yang diberi nama berdasarkan rona hijau di sekitar tepi cangkangnya adalah makanan pokok tradisional Māori lainnya, yang biasanya dimakan bersama puha, sayuran hijau yang agak pahit. Wilayah Marlborough di puncak Pulau Selatan terkenal sebagai penghasil kerang berbibir hijau — kota kecil Havelock menjuluki dirinya sebagai “Ibu kota Kerang Hijau di dunia”.
Māori fry bread
Roti goreng — juga disebut roti goreng, atau parāoa parai — adalah makanan lezat Māori yang sangat digemari. Ini sering disajikan pada perayaan Matariki atau acara lainnya, disandingkan dengan hangi, atau cocok dengan panggang di hari Minggu.
Roti goreng renyah di luar dan empuk di dalam, mirip donat. Bahan utama pembuatan roti goreng adalah tepung terigu, air, gula pasir, dan bahan ragi. Adonan berbentuk bulat atau kotak dimasak dalam wajan panas atau wajan dengan sedikit minyak.
Rēwena Bread
Roti Rēwena — parāoa rēwena dalam bahasa Māori — adalah sejenis roti penghuni pertama yang memiliki ikatan kuat dengan budaya tradisional Māori.
Seperti penghuni pertama lainnya, rēwena diberi ragi dengan starter fermentasi; Namun, dalam kasus ini, starter berbahan dasar kentang yang unik, yang disebut “bug”, digunakan. Faktanya, beberapa keluarga Māori mewariskan serangga dari satu generasi ke generasi berikutnya, memperlakukannya sebagai pusaka berharga dan bagian dari sejarah mereka.