in

Minum Teh Setelah Makan Ternyata Tidak Sehat, Simak Penjelasan Ini!

Ilustrasi Minum Teh (Freepik)

Minum teh adalah kebiasaan yang umum dilakukan oleh banyak orang, bahkan beberapa di antaranya memilih untuk minum teh setelah makan, baik itu di rumah atau di warung makan. Rasa segar dari segelas teh manis dapat menjadi penyegar setelah menikmati berbagai jenis makanan. Namun, ada dampak negatif bagi kesehatan tubuh jika kita minum teh setelah makan. Berikut adalah penjelasan mengapa minum teh setelah makan tidak dianjurkan untuk kesehatan.

Alasan tidak boleh minum teh setelah makan

Ilustrasi Minum Teh (Freepik)

Mengonsumsi teh memang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Sejumlah penelitian mengemukakan bahwa kandungan antioksidan dan polifenol di dalam teh dapat mengurangi risiko berbagai macam penyakit. Mulai dari tekanan darah tinggi, penyakit hati (liver), serangan jantung, stroke, diabetes, hingga kanker. Meski demikian, kebiasaan minum teh saat makan atau setelah makan bukan hal yang baik karena dapat memberikan dampak kurang sehat. Berikut adalah alasan mengapa minum teh setelah makan berbahaya bagi kesehatan, antara lain.

1. Menghambat Penyerapan Zat Besi pada Tubuh

Berbagai penelitian menyarankan untuk menghindari minum teh setelah makan. Salah satunya adalah studi yang dipublikasikan dalam “Critical Reviews in Food Science and Nutrition” dengan judul “Effect of tea and other dietary factors on iron absorption.” Ini karena asam fitat yang terdapat dalam teh dapat menghambat penyerapan nutrisi seperti zat besi, seng, dan magnesium. Konsumsi teh setelah makan dapat meningkatkan risiko anemia atau kekurangan zat besi. Sebagai alternatif, para peneliti merekomendasikan minum air putih, yang telah terbukti membantu pencernaan makanan.

Selain itu, teh juga mengandung tanin dan polifenol (senyawa fenolik) yang dapat mengganggu penyerapan zat besi. Konsumsi teh secara rutin, terutama teh dengan rasa yang kuat seperti teh hitam, dapat meningkatkan risiko kekurangan zat besi dalam tubuh karena efeknya yang kuat dalam mengikat zat besi di dalam usus.

2. Memicu Terjadinya Konstipasi

Bahaya lain dari konsumsi teh setelah makan adalah bisa menyebabkan terjadinya konstipasi atau diare. Adanya kandungan tanin dalam teh dapat memicu terjadinya konstipasi karena memiliki sifat bersifat anti diare, yang bekerja dengan mengumpulkan protein di sekitarnya. Konstipasi yang ditandai oleh kesulitan buang air besar dapat menimbulkan ketidaknyamanan, kembung, dan rasa sakit di perut, serta meningkatkan risiko wasir.

3. Memicu Peningkatan Asam Lambung pada Perut

Minum teh setelah makan diduga dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang berpotensi menyebabkan masalah pencernaan seperti gastritis dan GERD. Meskipun demikian, menurut studi yang dipublikasikan pada 2019 dengan judul Association Between Tea Consumption and Gastroesophageal Reflux Disease tidak ada korelasi yang signifikan antara konsumsi teh secara umum dan risiko GERD. Namun, hasil analisis pada subkelompok menunjukkan bahwa minum teh dapat meningkatkan risiko GERD. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi temuan ini.

Waktu yang disarankan untuk minum teh

Ilustrasi Minum Teh (Freepik)

Jika ingin minum teh setelah makan, disarankan untuk menunggu sekitar satu jam setelah makan selesai. Rekomendasi ini juga berlaku bagi mereka yang memiliki riwayat kekurangan zat besi. Selain itu, bagi yang tidak mengonsumsi daging merah dan menjalani diet vegetarian, disarankan untuk tidak minum teh saat makan.

Tujuannya adalah untuk menghindari gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh. Jika ingin minum teh setelah makan, lebih baik memilih teh hijau atau teh jahe. Kedua jenis teh tersebut diyakini dapat membantu pencernaan tanpa mengganggu penyerapan zat besi seperti yang terjadi pada teh hitam.

Itulah beberapa alasan mengapa minum teh setelah makan tidak baik untuk kesehatan. Kalau kamu ingin konsumsi teh setelah makan, disarankan untuk seimbangkan asupan makanan yang kaya akan zat besi dan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.