Candi Padas Gunung Kawi merupakan sebuah situs bersejarah yang terbuka untuk umum di Pulau Bali, terletak di Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Dikenal juga dengan sebutan Pura Gunung Kawi, candi ini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan, terutama dari luar negeri.
Salah satu fakta menarik tentang Candi Padas Gunung Kawi adalah bangunannya bukanlah tumpukan batu, melainkan pahatan batu. Mari simak fakta-fakta lainnya tentang Candi Padas Gunung Kawi berikut ini.
Dibangun selama pemerintahan Raja Udayana
Candi Padas Gunung Kawi didirikan saat pemerintahan Raja Udayana, yang merupakan salah satu raja terkemuka di Bali yang berasal dari Dinasti Warmadewa. Raja ini menikahi putri Jawa bernama Gunapriya Dharma Patni dan dari pernikahan mereka lahir tiga anak dengan nama Erlangga, Marakata, dan Anak Wungsu.
Erlangga naik takhta sebagai raja di Jawa Timur, sementara Marakata memerintah di Bali. Setelah kematian Marakata, Anak Wungsu menggantikannya sebagai penguasa. Oleh karena itu, perkiraan pembangunan Candi Padas Gunung Kawi berlangsung mulai dari masa pemerintahan Raja Udayana hingga Anak Wungsu.
Tempat pemujaan Raja Bali
Ketika Anak Wungsu mengambil alih takhta dari ayahnya, Raja Udayana, sekitar tahun 1049-1080 Masehi, Gunung Kawi menjadi tempat pemujaannya. Setelah itu, para raja tersebut meninggal dan ditanamkan di Candi Gunung Kawi.
Bukti penemuan ini terdapat pada tulisan yang terukir di dinding candi, yang mengatakan “Haji Lumang Ing Jalu”, yang berarti “Raja yang diabadikan di Jalu”. Di kuil kedua, terdapat tulisan “Rwa Nak Ira”, yang berarti “dua putranya”. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kuil terbesar adalah kuil Udayana, sementara kuil kedua adalah milik kedua putranya.
Makna nama Candi Padas Gunung Kawi
Gunung Kawi memiliki makna sebagai gunung yang dipahat, dengan “gunung” merujuk pada lokasinya dan “kawi” bermakna pahatan. Nama ini dipilih karena kondisi candi-candi di dalamnya, yang dibuat dengan memahat batu tebing di pegunungan. Berdasarkan penelitian, candi ini dibangun dari masa pemerintahan Raja Udayana hingga pemerintahan anaknya yang ketiga, Anak Wungsu, sekitar abad ke-11 Masehi.
Struktur bangunan Candi Padas Gunung Kawi berkonsep tri mandala
Struktur bangunan Candi Padas Gunung Kawi mengadopsi konsep tri mandala. Ketiga mandala ini mencakup mandala utama (area yang dianggap sakral untuk beribadah), mandala madya (tempat untuk melakukan kegiatan duniawi), dan mandala nista (tempat untuk kegiatan kotor atau limbah).
Dua bagian candi dipisahkan oleh sungai
Ketika memasuki area Candi Padas Gunung Kawi, kamu akan menemukan dua kelompok candi yang terpisah oleh aliran Sungai Pakerisan. Kelompok pertama terdiri dari lima candi yang terletak di sebelah timur sungai, dianggap sebagai bagian utama dari kompleks candi ini. Kelompok kedua terdiri dari empat candi yang terletak berderet dari utara ke selatan, menghadap ke arah sungai. Terdapat juga satu candi tambahan yang berjarak sekitar 200 meter dari keempat candi ini.
Terdapat 315 anak tangga menuju Candi Padas Gunung Kawi
Untuk mencapai Candi Padas Gunung Kawi, pengunjung perlu menaiki 315 anak tangga yang terbuat dari batu padas dan dikelilingi oleh dinding batu. Disarankan agar pengunjung berada dalam kondisi fisik yang baik dan sehat saat berwisata.
Tempat spiritual umat Hindu Bali
Candi Padas Gunung Kawi yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, dianggap sebagai situs purbakala yang dijaga dan digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat ibadah umat Hindu Bali. Pada hari-hari tertentu, penduduk sekitar mengunjungi candi ini untuk melaksanakan upacara dan memberikan persembahan kepada leluhur mereka. Oleh karena itu, penting untuk ikut serta menjaga dan merawat tempat ini dengan baik saat berkunjung.
Suasana alam yang indah
Setelah memasuki wilayah Candi Padas Gunung Kawi, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan yang didominasi oleh dinding-dinding batu cadas yang dipahat menjadi candi, dengan lengkungan yang mengelilinginya. Lengkungan ini berfungsi sebagai proteksi untuk melindungi candi-candi tersebut dari erosi yang dapat merusaknya.
Suasana di sekitar candi sangat tenang dan sejuk karena terdapat pepohonan yang rindang dan sungai yang mengalir di tengahnya. Tempat ini menjadi pilihan yang ideal untuk rekreasi dan melepas penat. Di sekitar area Candi Padas Gunung Kawi, terdapat beberapa pura lain yang juga dapat dikunjungi seperti Pura Mengening yang memiliki 10 sumber mata air dan Pura Tirta Empul yang terkenal dengan spot foto yang menarik dikunjungi.