in

7 Wisata Kota Tua Jakarta yang Populer dan Kaya Sejarah

Museum Fatahillah (Wikimedia Commons)

Kota Tua Jakarta, atau yang dikenal juga dengan nama Oud Batavia (Batavia Lama) adalah sebuah kawasan yang berdiri sejak zaman Belanda. Berawal dari tahun 1526, Kota Tua Jakarta memiliki sejarah yang panjang dan menarik.

Kota Tua Jakarta memiliki berbagai bangunan sejarah yang dapat kamu kunjungi untuk berlibur sambil belajar sejarah sebagai berikut:

Museum Fatahillah

Museum Fatahillah atau yang dikenal dengan nama Museum Sejarah Jakarta merupakan sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah Nomor 1, Jakarta Barat. Museum ini memiliki arsitektur bangunan bergaya Neoklasik yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam.

Museum ini merupakan tempat untuk menelusuri berbagai peninggalan sejarah Kota Jakarta sejak zaman prasejarah, masa kejayaan pelabuhan Sunda Kelapa, era penjajahan hingga ke zaman setelah kemerdekaan. Di dalam museum, terdapat berbagai koleksi seperti mebel, lukisan, keramik, dan batu-batu zaman dahulu terkait dengan Jakarta serta senjata berupa pedang pada masa kolonial Belanda.

Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia. Foto: googlemaps/Yung Khang Wong

Museum Bank Indonesia adalah sebuah museum yang berada di Jakarta, Indonesia, yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat. Museum ini memiliki berbagai ruangan yang dapat dikunjungi, seperti Ruang Emas Moneter, Ruang Numismatik, Immersive Cinema, Ruang Auditorium, dan Ruang Serbaguna. Ruang Emas Moneter menampilkan koleksi emas milik Bank Indonesia, sementara Ruang Numismatik menampilkan koleksi uang dari berbagai negara.

Magic Art 3D Museum

Magic Art 3D Museum adalah sebuah museum yang terletak di Jl. Kali Besar Timur No. 9, Jakarta Barat. Museum ini menampilkan berbagai lukisan 3D yang dibuat tangan oleh pelukis Indonesia dan Korea. Pengunjung dapat menemukan berbagai zona tema, seperti Zona Lukisan, Zona Satwa, Zona Laut, Zona Rutinitas, Zona Dinosaurus, Zona Petualangan, dan Zona Horor.

Toko Merah Kota Tua

Toko Merah adalah bangunan bersejarah yang terletak di Kota Tua di Jakarta, Indonesia. Bangunan ini merupakan cagar budaya yang memiliki arsitektur campuran antara Belanda dan China, dengan arsitektur Belanda terlihat dari bentuk bangunan baik luar maupun dalamnya, sementara arsitektur China tergambarkan dari warna depan bangunan yang berwarna merah.

Bangunan ini juga pernah menjadi tempat pembantaian etnis Tionghoa dan mayat mayatnya bertebaran di sekitar kali dan membuat air di kali tersebut berwarna merah.

Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan sebuah museum yang berada di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum ini dibangun pertama kali pada tahun 1870 oleh arsitek Jhr. W.H.F.H. van Raders untuk digunakan sebagai Rad van Justitie atau Kantor Pengadilan.

Museum Seni Rupa dan Keramik menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga sekarang. Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi, termasuk Ruang Masa Raden Saleh, Ruang Masa Hindia Jepita, Ruang Persagi, Ruang Masa Pendudukan Jepang, dan lain-lain.

Museum Wayang

Museum Wayang. Foto: googlemaps/Museum Wayang Jakarta

Museum Wayang adalah sebuah museum yang menyimpan koleksi wayang di Indonesia. Lokasi Museum Wayang berada di Kota Tua, Jakarta, yang berlokasi di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat. Museum Wayang menampilkan berbagai koleksi wayang, seperti Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Klitik, Wayang Revolusi, Wayang Suket, dan lain-lain.

Pelabuhan Sunda Kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan tertua di Indonesia yang memiliki sejarah yang panjang dan penting dalam sejarah perdagangan di Nusantara.

Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan utama di Nusantara yang aktif dalam perdagangan rempah-rempah, seperti lada, pala, beras, dan emas. Kapal-kapal dari Palembang, Tanjungpura, Malaka, Makassar, Madura, serta pedagang-pedagang dari India, Tiongkok Selatan, dan Jepang juga banyak mengunjungi pelabuhan ini.