Sejatinya, setiap pesepak bola bebas menentukan pilihan klub apa yang mau dibelanya. Namun terkadang pilihannya pindah dari satu klub ke klub lainnya menimbulkan sejumlah persoalan. Pasalnya, jika pindah ke klub yang merupakan rival terberatnya maka akan menimbulkan masalah yang cukup pelik.
Di satu sisi, sang pemain ingin mengembangkan karier. Sementara di sisi lain, mengingat rivalitas yang sangat tinggi di antara kedua klub akan memantik rasa kecewa baik di pihak klub maupun fans setia. Tak jarang pesepak bola yang pindah ke klub rival akan menjadi bulan-bulanan para fans setia klub awal karena merasa telah dikhianati.
Siapa sajakah pesepak bola terkenal dunia yang berani mengambil risiko pindah ke klub rival sepanjang sejarah? Simak daftar 5 pesepak bola tersebut dikutip fourfourtwo.com.
1. Luis Figo
Menjadi salah satu pemain penting di Barcelona, Luis Figo mengambil keputusan penuh risiko dengan berlabuh ke rival abadi Barca, Real Madrid pada musim panas 2000 silam dengan transfer yang penuh kontroversi.
Kekecewaan fans Barcelona masih membekas hingga dua tahun setelah kepindahan Luis Figo ke Los Blancos. Saat itu, pendukung Barcelona melempar dari bangku stadion benda-benda seperti botol ke tengah lapangan ketika Figo sedang mengambil tendangan sudut di laga yang berlangsung dikandang mereka, Camp Nou pada tahun 2002.
2. Robert Lewandowski
Sangat produktif saat membesut Borussia Dortmund selama empat musim, Robert Lewandowski mampu menjebol jala lawan lebih dari 100 gol. Selepas kontraknya berakhir, Lewandowski lebih memilih bergabung dengan rival abadi Dortmund, yakni Bayern Munich secara gratis pada musim panas 2014.
Bersama Munich, Lewandowski menjadi keran gol yang sangat subur bagi Bavarians dengan torehan 344 gol dalam 375 pertandingan. Tak hanya itu, Lewandowski juga mempersembahkan banyak gelar bagi Bayern Munich, yakni sebanyak 19 Piala sebelum akhirnya memilih hengkang ke Barcelona pada 2022 lalu.
3. Andrea Pirlo
Di Negeri Pizza, Italia, Andre Pirlo yang sempat berseragam Inter Milan pindah haluan ke klub rival AC Milan. Semasa membela Inter Milan, Pirlo kesulitan menembus tim utama dan sering dipinjamkan ke klub lain. Kepindahnnya ke AC Milan tampaknya keputusan yang tepat bagi Pirlo.
Bersama AC Milan selama 10 musim, Pirlo berhasil merengkuh dua Piala Liga Champhions Eropa dan dua gelar Serie A. Lama menjadi tumupan AC Milan, Pirlo pun memutuskan hijrah ke Juventus dengan status bebas transfer pada tahun 2014 lalu.
4. Eric Cantona
Lama berkarier di Manchester United, Eric Cantona memberikan banyak gelar bagi klub “Setan Merah”, yakni lima gelar Premier League. Di balik kesuksesan di Manchester United, Cantona sebelumnya pernah membela klub rival, yakni Leeds United yang menganggapnya sebagai pemain bermasalah.
Kepindahan Cantona tersebut melukai hati fans Leeds United. Bahkan, ketika berlaga di kandang Leeds dengan berseragam Manchester United, Cantona mendapat perlakuan kasar dari fans yang melempari bus yang dinaikinya dengan batu.
5. Johan Cruyff
Sukses bersama Ajax, Johan Cruyff merasa mendapat perlakuan tidak enak dengan mandeknya proses perpanjangan kontrak baru. Kesal dengan kondisi tersebut, Legenda Belanda ini merespon dengan hengkang ke klub rival, Feyenoord.
Di Feyenoord, kehebatan Cruyff terbukti dengan mempersembahkan gelar ganda, yakni juara Eredivisee dan Piala Belanda sebelum pensiun di usia 37 tahun. Cruyff tak selamanya melupakan Ajax. Buktinya, dia kembali ke klub yang bermarkas di Amsterdam ini sebagai pelatih selepas pensiun sebagai pemain.