Formula 1 (F1) telah menjadi panggung utama bagi kompetisi balap mobil paling bergengsi di dunia, tetapi di balik sorotan kemenangan dan prestasi, ada kisah menarik tentang denda finansial yang dikenakan kepada tim-tim balap. Federasi Internasional Otomotif (FIA) sebagai badan pengatur F1 telah menjatuhkan sanksi finansial selama bertahun-tahun, dan dalam artikel ini, kita akan menjelajahi delapan denda terbesar yang pernah dikenakan dalam sejarah F1.
1. Ferrari [2010] – US$100.000 (€ 94.585)
Kisah dimulai pada Grand Prix Jerman 2010, di mana Ferrari terlibat dalam insiden kontroversial yang mengakibatkan denda sebesar US$100.000. Saat itu, Felipe Massa dipimpin balapan, tetapi tim memberikan perintah kepada Massa untuk memberikan kemenangan kepada Fernando Alonso. Perintah tim ini, pada saat itu dianggap ilegal, mengakibatkan denda yang signifikan dan menyulut perdebatan tentang etika dalam balapan.
2. USF1 [2010] – €309.000 (US$326.000)
Pada tahun yang sama, tim USF1 menghadapi nasib buruk setelah gagal masuk ke Kejuaraan Dunia F1 2010. FIA memberikan denda sebesar €309.000 karena melanggar peraturan olahraga dan kode internasional. Tim ini akhirnya dilikuidasi, dan denda tersebut menjadi simbol dari kegagalan mereka dalam berkompetisi di panggung F1.
3. Aston Martin [2020] – €400.000 ($473.000)
Aston Martin, tim yang saat ini berkembang, mendapat sanksi finansial sebesar €400.000 selama musim 2020. Protes dari tim Renault terhadap desain saluran rem depan Racing Point memicu penyelidikan, dan hasilnya adalah denda yang signifikan dan pengurangan poin kejuaraan untuk tim tersebut.
4. Aston Martin [2022] – US$450.000 (€426.000)
Pada tahun 2022, Aston Martin terkena denda sebesar $450.000 karena pelanggaran prosedur berdasarkan peraturan keuangan baru yang berlaku pada musim 2021. Pembatasan ketat terkait pengeluaran tim F1 diberlakukan, dan Aston Martin menjadi salah satu dari dua tim yang melanggar aturan tersebut.
5. Ferrari (2002) – US$1.000.000 (€945.870)
Pada Grand Prix Austria 2002, Scuderia Ferrari terlibat dalam skandal kontroversial yang mengakibatkan denda sebesar $1 juta. Pertukaran tempat antara Rubens Barrichello dan Michael Schumacher pada tikungan terakhir memicu keputusan kontroversial, dan baik pembalap maupun tim dihukum karena pelanggaran prosedur.
6. Penyelenggara Grand Prix Turki [2006] – US$5.000.000 (€ 4.730.900)
Sebuah denda yang luar biasa besar diberikan kepada penyelenggara Grand Prix Turki pada tahun 2006. Mereka didenda sebesar $5 juta karena insiden politik podium yang tidak biasa, di mana trofi diserahkan oleh pemimpin Siprus Turki kepada Felipe Massa dengan gelar yang kontroversial.
7. Balap Red Bull [2022] – US$7.000.000 (€ 6.624.730)
Pemberlakuan batasan anggaran pada tahun 2021 memunculkan kasus pelanggaran pengeluaran berlebih oleh tim Red Bull. Meskipun pelanggarannya relatif kecil, Red Bull dikenai denda sebesar $7 juta, menjadikannya denda moneter terbesar kedua dalam sejarah F1.
8. McLaren [2007] – US$100.000.000 (€ 94.626.000)
Kisah ‘Spygate’ pada tahun 2007 menjadi sorotan terbesar dalam sejarah F1 ketika McLaren didenda luar biasa sebesar $100 juta. Insiden ini melibatkan karyawan McLaren yang memiliki informasi rinci mengenai desain mobil Ferrari, menyebabkan hukuman terberat dalam sejarah olahraga apa pun.
Dalam menghadapi denda-fenda ini, tim-tim F1 harus menghadapi konsekuensi finansial yang signifikan, namun beberapa di antaranya juga mengalami dampak reputasi dan etika. Hukuman-hukuman ini memberikan pandangan mendalam tentang dinamika persaingan sengit dan ketat dalam dunia Formula 1, di mana setiap langkah dan keputusan bisa memiliki konsekuensi besar bagi tim dan pembalapnya.