in

Inilah 8 Pekerjaan yang Rawan Memicu Depresi

Ilustrasi Depresi (Freepik)

Depresi merupakan masalah umum yang hampir dialami oleh semua pekerja. Berbagai faktor dapat memicu masalah depresi, seperti beban kerja yang berat, jam kerja yang tidak teratur, lokasi kerja yang jauh, terjadi kekerasan atau pelecehan di tempat kerja.

Dari beragam jenis pekerjaan, ada beberapa pekerjaan khusus yang rentan terhadap stres dan tekanan. Berikut adalah beberapa jenis pekerjaan yang cenderung memicu depresi.

1. Perawat

Perawat di rumah sakit adalah salah satu yang rentan terhadap depresi. Menurut survei tahun 2007 yang dilakukan oleh National Survey on Drug Use and Health (NSDUH), sekitar 10,8 persen perawat atau pengasuh berusia 18–64 mengalami depresi. Penyebabnya adalah karena tuntutan perawatan yang membebani secara emosional.

2. Pelayan Restoran

Seseorang yang bekerja di restoran, mulai dari koki hingga pelayan restoran, memiliki risiko mengalami depresi yang terkait dengan kepuasan pelanggan. Menurut NSDUH, pramusaji menduduki peringkat kedua setelah perawat dalam hal depresi. Sebanyak 10 persen responden pramusaji pada survei tersebut mengakui pernah merasa tertekan ketika bekerja.

Tuntutan dari pelanggan yang banyak keinginannya, bayaran yang tidak sesuai, dan kurangnya perhatian dari atasan membuat pramusaji sedikit mengalami depresi.

3. Pekerja Kreatif

Mayoritas penyebab depresi pada seniman atau individu kreatif lainnya adalah penghasilan yang tidak menentu dari lamanya waktu kerja yang digunakan. Sementara itu, tuntutan gaya hidup juga sangat besar.

Profesi ini menyumbang sebanyak 9,1 persen dari kasus depresi yang pernah terjadi, dan penderitanya pada umumnya juga menderita penyakit bipolar.

4. Akuntan

Tugas yang diberikan kepada para akuntan dalam mengatur keuangan orang lain sangat berat. Mereka juga merasa lebih bertanggung jawab apabila klien mereka mengalami kerugian finansial. Tak heran, profesi akuntan termasuk dalam kategori yang rentan terhadap depresi.

Kenyataannya, kesehatan mental para akuntan dipengaruhi oleh jam kerja yang panjang, tekanan yang tinggi, serta kekhawatiran akan kesalahan yang mungkin terjadi.

5. Tenaga Medis

Ilustrasi Depresi (Freepik)

Dokter dan perawat sering kali bekerja dalam jangka waktu yang lama, bergantian shift malam yang dapat memberikan risiko terhadap kesehatan emosional.

Menurut laporan NSDUH, tenaga medis dan perawat kesehatan memiliki tingkat depresi yang signifikan. Bahkan, tingkat bunuh diri di kalangan dokter lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.

6. Sales

Banyak sales bekerja berdasarkan sistem komisi, yang berarti mereka tidak memiliki jadwal pasti untuk penghasilan berikutnya. Mereka juga sering harus melakukan perjalanan jauh dan menghabiskan waktu yang jauh dari rumah, keluarga, dan teman-teman.

Kesulitan ekonomi yang dihadapi saat ini juga menambah beban bagi para tenaga penjualan, yang dapat menyebabkan tingkat stres dan depresi.

7. Guru

Profesi guru merupakan pekerjaan yang menuntut. Berdasarkan survei NSDUH, sekitar 8,7 persen dari para guru mengalami depresi. Guru sering kali mendapat bayaran yang tidak sebanding dengan pekerjaannya, namun harus berurusan dengan berbagai watak orang tua dan murid yang mungkin bermasalah.

8. Pekerja Kantoran

Ilustrasi (Freepik)

Seorang pekerja kantoran yang bekerja dari pagi hingga sore dapat menjadi sesuatu yang melelahkan dan monoton. Pekerja kantoran termasuk dalam kategori profesi yang rentan terhadap depresi, terutama ketika mereka sering berurusan dengan dinamika kantor yang sulit dan tuntutan yang tinggi. Berdasarkan laporan NSDUH, risiko depresi pada pekerja kantoran mencapai sekitar 8,1 persen.

Inilah beberapa pekerjaan yang cenderung meningkatkan risiko depresi. Untuk mengatasi gejala depresi yang timbul akibat tekanan pekerjaan, coba lakukan aktivitas yang menyenangkan atau berlibur ke tempat tertentu untuk menghilangkan kepenatan dari tugas pekerjaan.