in

Obat-obatan Ini Menyebabkan Kerontokan Rambut, Kok Bisa?

Ilustrasi Kerontokan Rambut (hkvitals.com)

Obat-obatan digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Namun, terkadang obat tersebut dapat memiliki efek samping negatif seperti rambut rontok. Biasanya, efek samping ini bersifat sementara dan akan menghilang setelah tubuh beradaptasi atau penggunaan obat dihentikan. Berikut adalah beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Apa saja obat yang dapat menyebabkan rambut rontok?

Ilustrasi (skinkraft.com)

Berikut beberapa obat yang menyebabkan terjadinya rambut rontok antara lain:

  1. Vitamin A: Penggunaan dosis tinggi vitamin A dan obat-obatan yang mengandungnya dapat mengakibatkan kerontokan rambut.
  2. Obat jerawat: Obat jerawat yang berasal dari vitamin A, seperti isotretinoin dan tretinoin, bisa menyebabkan kerontokan rambut. Mengingat kemungkinan adanya efek samping serius lainnya, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk mencari opsi pengobatan alternatif.
  3. Obat hipertensi: Beta-blocker seperti metoprolol, timolol, propranolol, atenolol, dan nadolol, serta ACE inhibitor seperti enalapril, lisinopril, dan captopril, dapat menyebabkan kerontokan rambut.
  4. Obat penurun kolesterol: Beberapa obat statin, seperti simvastatin dan atorvastatin telah dilaporkan dapat menyebabkan rambut rontok.
  5. Antibiotik: Antibiotik dapat menyebabkan penipisan rambut sementara karena dapat menguras vitamin B dan hemoglobin yang mengganggu pertumbuhan rambut.
  6. Antikoagulan: Obat anti-pembekuan darah atau pengencer darah digunakan untuk mencegah pembekuan darah dan mengatasi masalah kesehatan tertentu pada sebagian orang. Penggunaan obat ini bisa menyebabkan kerontokan rambut yang biasanya dimulai setelah tiga bulan penggunaan.
  7. Antikejang: Obat-obatan yang digunakan untuk mencegah serangan kejang, seperti asam valproik dan trimetadione, dapat mengakibatkan kerontokan rambut pada sebagian orang.
  8. Imunosupresan: Obat penekan sistem kekebalan yang digunakan untuk merawat penyakit autoimun seperti lupus dan artritis reumatoid dapat menyebabkan kerontokan rambut. Contohnya termasuk methotrexate, leflunomide, cyclophosphamide, dan etanercept.
  9. Steroid anabolik: Penggunaannya untuk meningkatkan massa otot juga dapat menyebabkan kerontokan rambut pada pria.
  10. Obat penurun berat badan: Phentermine dan obat sejenisnya bisa memicu kerontokan rambut, meskipun efek samping ini sering kali tidak dilaporkan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang menjalani program diet dan mengalami kerontokan rambut sering kali juga mengalami defisiensi nutrisi atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasari yang berkontribusi pada kerontokan rambut mereka.
  11. Antidepresan dan penstabil suasana hati: Beberapa orang yang menggunakan obat untuk mengatasi depresi dan menjaga keseimbangan suasana hati bisa mengalami kerontokan rambut. Obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping ini termasuk paroxetine hydrochloride, sertraline, protriptyline, amitriptyline, dan fluoxetine.
  12. Kemoterapi: Obat kemoterapi yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis kanker dan penyakit autoimun dapat menyebabkan anagen effluvium. Kerontokan juga dapat terjadi pada bulu mata, alis, dan rambut tubuh. Obat ini diciptakan untuk menargetkan dan menghancurkan sel kanker yang berkembang dengan cepat di tubuh, namun, efek sampingnya termasuk merusak sel-sel lain yang juga berkembang cepat, seperti akar rambut. Namun, rambut biasanya akan tumbuh kembali setelah proses kemoterapi selesai.
  13. Terapi hormon: Terapi hormon bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada perempuan sehingga terjadinya kerontokan rambut dan berpotensi menyebabkan kebotakan permanen. Pria yang menggunakan hormon tertentu juga bisa mengalami kerontokan rambut atau kebotakan pola pria permanen. Terapi penggantian testosteron untuk mengatasi tingkat testosteron yang rendah juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Bagaimana cara mengatasi efek samping obat ini?

Ilustrasi (Freepik)

Ketika kamu mengalami kerontokan atau penipisan rambut setelah menggunakan obat baru, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mencari alternatif pengobatan. Dokter dapat meresepkan obat lain yang tidak memiliki efek samping tersebut atau mungkin menyarankan untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut selama beberapa bulan.

Jika kamu mengalami pola kebotakan akibat pengobatan, beberapa opsi perawatan seperti Rogaine (untuk pria dan wanita), Propecia (untuk pria), dan dutasteride (untuk pria) mungkin dapat dipertimbangkan. Namun, perlu diingat bahwa hasilnya mungkin memerlukan waktu yang cukup lama untuk terlihat. Misalnya, untuk melihat hasil dari perawatan dengan Rogaine mungkin diperlukan waktu hingga enam bulan atau lebih.

Operasi transplantasi rambut atau terapi laser juga dapat menjadi pilihan jika mengalami pola kebotakan. Selain itu, ada juga opsi pengobatan rumahan dan gaya hidup seperti memakai wig atau aksesori rambut, serta menutupi rambut dengan syal atau topi.

Beberapa orang yang menjalani kemoterapi memilih untuk tidak menutupi kebotakan atau penipisan rambut mereka, bahkan memilih untuk mencukur habis rambut kepala. Ini adalah tindakan yang menunjukkan keberanian dan kekuatan mereka dalam menghadapi situasi kesehatan yang sulit, dan mereka berhak untuk bangga atas keputusan ini.

Apakah kerontokan rambut ini bisa diberhentikan?

Ilustrasi (Pixabay)

Cara untuk mengatasi alopecia yang disebabkan oleh obat adalah dengan menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan terjadinya kerontokan rambut tersebut. Namun, berhenti konsumsi obat harus dilakukan di bawah pengawasan dan persetujuan dokter. Dokter akan menawarkan alternatif pengobatan dan memastikan transisi ke obat baru dilakukan dengan aman.

Menurut DermNet, setelah menghentikan penggunaan obat penyebab alopecia, biasanya diperlukan waktu sekitar enam bulan agar rambut berhenti rontok, dan pertumbuhan rambut baru biasanya terlihat dalam 3 hingga 6 bulan.

Namun, proses pemulihan kosmetik rambut mungkin membutuhkan waktu hingga 18 bulan. Dalam sebagian besar kasus, kerontokan rambut yang disebabkan oleh efek samping obat bersifat sementara, dan rambut akan kembali normal setelah obat dihentikan. Penyesuaian dosis juga dapat membantu mengurangi gejala kerontokan rambut.