Apakah kamu sering melakukan kebiasaan ini saat sahur? Sebaiknya hindari ya, karena makanan belum dicerna dan belum terserap dengan baik saat tidur. Pada akhirnya, makanan tersebut akhirnya hanya menumpuk sia-sia dalam perut. Maka dari itu, lebih baik melakukan aktivitas yang lain seperti berdzikir atau mengaji setelah makan sahur daripada langsung tidur setelah sahur akan meningkatkan berbagai risiko kesehatan bagi tubuh. Berikut adalah beberapa bahaya untuk kesehatan akibat tidur setelah makan sahur.
1. Tubuh mudah lemah
Setelah sahur, tubuh akan menggunakan sebagian besar energinya untuk mencerna makanan. Proses pencernaan memerlukan aliran darah dan energi, sehingga saat tidur, sumber daya utama tubuh akan dialihkan ke proses ini. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh merasa kurang bertenaga selama puasa karena energi yang biasanya digunakan untuk aktivitas sehari-hari digunakan untuk mencerna makanan.
Selain itu, setelah sahur, tubuh juga akan menghasilkan hormon tidur seperti serotonin dan melatonin, yang dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika tidur setelah sahur berlangsung dalam waktu yang lama, tubuh mungkin akan memasuki fase tidur yang dalam. Ketika terbangun, seseorang mungkin merasa lemah karena tubuh butuh waktu lebih lama untuk pulih dari fase tidur yang dalam dan merespons aktivitas.
Tidur setelah sahur dapat berdampak serius pada kesehatan. Oleh karena itu, kebiasaan ini jangan dianggap hal remeh, sebaiknya lakukan aktivitas yang bermanfaat lainnya seperti membaca Al-Quran atau berdzikir yang bisa menambah pahala di bulan Ramadhan.
2. Banyak penumpukan lemak
Makanan yang dikonsumsi akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Apabila kamu memilih untuk tidur setelah makan, maka kalori dari makanan tersebut akan disimpan sebagai lemak. Dalam jangka panjang, kebiasaan tidur setelah makan dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, terutama jika makanan sahur yang dikonsumsi tinggi karbohidrat dan lemak.
Selain itu, tidur setelah makan sahur juga dapat mempercepat terjadinya rasa lapar. Hal ini dapat mengakibatkan konsumsi makanan yang lebih banyak saat berbuka puasa. Konsumsi makanan berlebihan ini juga dapat mengurangi motivasi untuk melanjutkan aktivitas, yang pada gilirannya akan menyebabkan penumpukan lemak yang lebih banyak dalam tubuh. Risiko obesitas pun dapat meningkat akibat kebiasaan tidak sehat ini jika tidak diubah.
3. Sembelit
Biasanya memerlukan waktu sekitar 2 jam bagi tubuh untuk mencerna makanan dan membuat lambung menjadi kosong. Sisa makanan kemudian akan berpindah ke usus untuk diubah menjadi feses. Namun, tidur setelah sahur dapat memperlambat proses pencernaan, sehingga makanan akan menghabiskan waktu yang lebih lama di dalam perut. Akumulasi makanan yang tidak segera dicerna dalam perut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, seperti sembelit.
Kondisi ini terjadi karena usus akan menyerap banyak cairan dari feses, menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Sebagai akibatnya, diperlukan usaha ekstra untuk mengeluarkannya dari tubuh. Risiko sembelit selama bulan puasa menjadi lebih tinggi, terutama karena tubuh umumnya menerima jumlah cairan yang lebih sedikit dari biasanya.
4. Meningkatnya asam lambung
Kebiasaan tidur setelah makan sahur dapat mengganggu proses pencernaan dengan mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung untuk mempercepat proses tersebut. Selain itu, posisi tidur juga dapat mempengaruhi kondisi tersebut. Saat berbaring, gaya gravitasi dapat menyebabkan klep lambung menjadi longgar, yang memungkinkan asam lambung dari perut mengalir kembali ke kerongkongan.
Asam lambung yang mengalir kembali ini dapat merusak lapisan dinding kerongkongan dan menyebabkan luka di kerongkongan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gejala seperti perut kembung, nyeri di ulu hati, dan sensasi panas terbakar dari dada hingga tenggorokan.
5. Memicu GERD
Tidur setelah sahur dapat meningkatkan produksi asam lambung secara berlebihan, yang dapat menyebabkan naiknya asam lambung (heartburn). Kondisi ini bisa berkembang menjadi GERD (gastroesophageal reflux disease) atau refluks asam lambung, yang merupakan kelanjutan dari gejala naiknya asam lambung yang terjadi secara rutin, setidaknya lebih dari dua kali per minggu.
GERD terjadi karena klep pemisah antara lambung dan tenggorokan tidak menutup dengan sempurna, sehingga memungkinkan asam lambung mengalir balik hingga ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada tenggorokan dan menimbulkan berbagai gejala seperti mulut pahit, mual, muntah, sensasi asam di bagian belakang mulut, perut kembung, dan kesulitan menelan.
6. Risiko stroke
Kebiasaan tidur sehabis sahur akan mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan, menyebabkan lambung sulit mencerna makanan. Akibatnya, lambung memerlukan pasokan darah lebih banyak untuk menjalankan fungsinya, sementara otak tetap membutuhkan suplai darah yang konsisten bahkan ketika kita sedang tertidur.
Peningkatan pasokan darah yang terfokus pada perut dapat mengakibatkan kurangnya oksigen untuk otak. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko stroke karena gangguan aliran darah ke otak. Selain itu, tidur setelah makan dapat menyebabkan peningkatan asam lambung yang dapat memicu sleep apnea dan mengakibatkan stroke.
Perubahan dalam kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah setelah makan juga dapat meningkatkan risiko stroke. Jenis stroke yang terkait dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah stroke iskemik, yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak.
Dengan memahami bahaya tidur setelah sahur akan meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan pribadi. Kamu bisa melakukan aktivitas lainnya sehabis makan sahur seperti berdzikir atau mengaji yang jelas lebih bermanfaat dan bisa menambah pahala yang melimpah di bulan Ramadhan.