Sirkuit Lusail MotoGP Qatar, yang pertama kali menjadi tuan rumah MotoGP pada musim 2004, telah menyaksikan perkembangan menarik selama lebih dari satu dekade. Semula, gelaran ini tidak mengusung konsep balapan malam, bahkan balapan dilangsungkan pada hari Sabtu. Seiring berjalannya waktu, perubahan signifikan terjadi, dan kini Sirkuit Lusail dikenal sebagai tuan rumah balapan malam yang spektakuler.
Pada tahun 2004, podium tertinggi MotoGP Qatar berhasil diraih oleh pembalap Spanyol, Sete Gibernau, yang juga merupakan rival berat Valentino Rossi di era MotoGP modern 4-Tak. Saat itu, keberlangsungan balapan di siang hari membuat kondisi suhu dan cuaca menjadi tantangan serius. Panasnya udara membuat pembalap kepanasan dan dehidrasi, sementara angin di siang hari membawa pasir yang mengintrusi aspal, membuat lintasan menjadi licin.
Maka tidak mengherankan ketika pada tahun 2008, Sirkuit MotoGP Qatar pertama kali menggelar balapan malam atau yang dikenal sebagai night race. Keputusan ini bukan hanya menciptakan pengalaman balapan yang lebih menarik bagi penonton, tetapi juga menjadi langkah inovatif untuk mengatasi tantangan kondisi cuaca dan suhu yang tidak ideal.
Namun, seperti yang sering terjadi di dunia balap, tidak semuanya berjalan mulus. Pada suatu waktu, balapan malam MotoGP Qatar harus ditunda karena cuaca hujan yang membuat lintasan basah dan berbahaya bagi keselamatan pembalap. Meskipun demikian, pihak penyelenggara dengan cepat mengambil tindakan dan mengganti jadwal balapan dari Minggu malam ke Senin malam demi menjaga keselamatan para pembalap.
Pembalap pertama yang berhasil mencatatkan namanya sebagai pemenang balapan malam MotoGP Qatar adalah Sete Gibernau pada tahun 2008. Namun, dua nama besar dunia MotoGP, Valentino Rossi dan Casey Stoner, juga mencatatkan prestasi luar biasa di Sirkuit Lusail.
Valentino Rossi dan Casey Stoner masing-masing berhasil memenangkan balapan di siang hari dan malam hari. Rossi meraih kemenangan di siang hari pada tahun 2005-2006 dan 2010-2015, sedangkan Stoner mencapainya pada tahun 2007, serta 2008-2009 dan 2011. Keduanya juga menjadi pemegang rekor kemenangan terbanyak di Sirkuit MotoGP Qatar dengan masing-masing empat kali berdiri di podium tertinggi.
Rekor pole position dipegang oleh Casey Stoner dan Jorge Lorenzo, keduanya berhasil meraih posisi terdepan sebanyak empat kali. Stoner mencapainya pada tahun 2006, 2009-2010, sementara Lorenzo meraihnya pada tahun 2008, 2012, dan 2015-2016. Menariknya, hanya tiga pembalap yang berhasil merebut posisi pole di MotoGP Qatar, yaitu Casey Stoner pada tahun 2009 dan 2011, Jorge Lorenzo pada tahun 2012 dan 2016, serta Maverick Vinales pada tahun 2017.
Sejak tahun 2018, ada tren menarik di MotoGP Qatar di mana pembalap yang start dari posisi pole tidak selalu mampu meraih podium tertinggi. Pertanyaannya sekarang adalah apakah MotoGP Qatar di musim-musim selanjutnya akan menyajikan kejutan?
Mengingat sejarah yang kaya dan persaingan yang ketat di Sirkuit Lusail, para penggemar MotoGP dapat menantikan momen-momen seru dan kemungkinan adanya pembalap “underdog” yang mampu meraih kemenangan di tengah persaingan yang intens. Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan ini, namun satu hal yang pasti, MotoGP Qatar akan menjadi saksi peristiwa menarik dalam dunia balap motor.