Kejadian alam seperti tornado merupakan hal yang jarang terjadi, terutama di Indonesia. Hal ini karena kondisi geografis Indonesia yang tidak mendukung terbentuknya tornado, yang membutuhkan lapangan yang luas. Tornado umumnya terdiri dari angin, tetapi ada juga yang terbentuk dari api. Namun, bagaimana sebenarnya tornado api ini terjadi? Berikut adalah penjelasan mengenai fakta menarik mengenai tornado api yang jarang diketahui banyak orang.
Fenomena alam yang langka
Tornado api bisa dianggap sebagai fenomena alam yang luar biasa, namun jarang sekali terjadi. Terutama pada kondisi cuaca yang tidak mendukung terjadinya tornado api. Menurut laporan dari The Portugal News, tornado api merupakan suatu fenomena langka yang membutuhkan kombinasi dari panas, api, dan debu yang menghasilkan sebuah peristiwa api secara dramatis. Karena hal ini, tornado api tidak sering terjadi secara sembarangan atau menjadi kejadian alam yang langka.
Penyebab terjadinya tornado api
Peristiwa alam seperti tornado api merupakan kejadian langka dan menakutkan. Namun, bagaimana sebenarnya tornado api ini terjadi? Menurut laporan dari National Geographic, tornado muncul ketika udara hangat dan lembap bertemu dengan udara dingin dan kering.
Udara dingin mengangkat udara hangat ke atas sambil membuatnya berputar karena udara dingin yang mengelilinginya. Proses ini berlangsung secara bertahap, dan putaran udara tersebut semakin cepat hingga akhirnya membentuk tornado.
Dalam kasus tornado api, proses terjadinya mirip dengan tornado biasa, namun ditambah dengan kehadiran api. Tornado api tidak hanya terdiri dari angin dan api, tetapi juga asap, karena pembentukannya melibatkan gas panas yang berasal dari api.
Kecepatan dan ketinggian tornado api
Tornado api tidak hanya membahayakan karena terbuat dari api, tetapi juga karena kecepatannya yang sangat berbahaya. Kecepatan ini memungkinkan tornado api untuk dengan mudah mengenai objek yang berada di sekitarnya. Menurut laporan CBS 8, kemampuan berputar dari tornado api dapat mencapai kecepatan sekitar 140 kilometer per jam. Jika berada dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari tornado api, hal ini dapat menjadi sangat berbahaya karena ada risiko tertabrak oleh tornado api.
Selain itu, keberadaan tornado api juga membawa ancaman yang serius, terutama jika melihat ketinggiannya secara langsung. Menurut Steve Spangler, ketinggian tornado api dapat mencapai sekitar 30-50 meter atau sekitar 100-2000 kaki. Bahkan diameter dari tornado api dapat melebihi 500 kaki, yang membuatnya sulit untuk dibayangkan.
Frekuensi terjadinya tornado api
Para ahli geologi menganggap tornado api sebagai fenomena alam yang sangat langka. Menurut NPR, tidak ada data pasti mengenai jumlah kasus kemunculan tornado api yang terdokumentasi secara jelas. Di Amerika, ada laporan saksi mata yang menyatakan telah melihat tornado api di California utara pada akhir Juni yang lalu.
Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut terkait kasus-kasus kemunculan tornado api, diketahui bahwa pada abad ke-19 tercatat beberapa kejadian tornado api. NPR menyebutkan bahwa tornado api yang terjadi pada tahun 1871 menghantam Chicago dan Wisconsin pada saat itu. Berdasarkan catatan sejarah semacam ini, badan meteorologi Amerika meyakini bahwa tornado api memang jarang terjadi, tetapi bukanlah fenomena yang tidak mungkin.
Biasanya terjadi saat kebakaran hutan
Munculnya tornado api sering terjadi saat adanya kebakaran hutan, seperti yang terjadi di California pada bulan Juni yang lalu. Salah satu contohnya adalah saat kebakaran Tennant Fire terjadi di Klamath National Forest. Kejadian serupa juga terjadi di Oregon, di mana kebakaran yang dikenal sebagai Bootleg Fire, yang sangat besar, tidak hanya memicu fenomena alam seperti petir, tetapi juga menghasilkan tornado api. Berdasarkan pola-pola ini, para peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara tornado api dan kebakaran hutan.
Perubahan iklim juga menjadi faktor terjadinya tornado api
Menurut seorang peneliti iklim dari Harvard, Loretta Mickley, menyatakan bahwa keberadaan tornado api semakin sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir karena dampak dari perubahan iklim. Mickley mencatat bahwa meskipun aktivitas kebakaran hutan telah meningkat selama 30 tahun terakhir, hal tersebut tidak secara signifikan berkontribusi pada peningkatan jumlah tornado api yang besar.
Menurut pandangan Mickley, situasi ini tidak terlalu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya program untuk mengendalikan kebakaran. Namun, Mickley mengkhawatirkan bahwa tornado api menjadi lebih sering muncul karena peningkatan jumlah bahan bakar yang mencampur dengan tanah, ditambah dengan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia saat ini.
Fenomena alam tornado api akan menjadi sangat mengerikan jika terjadi di Indonesia, terutama dengan adanya perubahan iklim yang dapat meningkatkan kemungkinan munculnya tornado api.